Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Maulana
Muhamad Iqbal Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra, Jakarta Selatan.

Jangan berhenti ketika lelah, namun berhentilah ketika sudah berakhir.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah Manusia [1]: Antara Manusia dan Pengalamannya

10 Juni 2020   17:20 Diperbarui: 10 Juni 2020   17:27 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Berbicara soal manusia, tentu Anda sendiri tahu bahwa dalam kehidupan manusia itu sendiri memiliki pengalaman yang beragam dan berbeda dari setiap individu. Pengalaman-pengalaman manusia dialami secara langsung (given). Artinya, manusia berhadapan dan berjumpa secara langsung dengan objek konkret yang dialaminya. 

Dalam hal ini, objek konkret tersebut tersentuh dan terasa oleh indrawi manusia. Maka membentuklah berbagai pengalaman. Sebagai contoh, Anda melihat bunga melalui Indra penglihatan, merasakan manisnya gula melalui Indra pengecap, merasakan panasnya sinar mentari yang dirasakan oleh kulit Anda, merasakan hembusan angin yang menyentuh kulit Anda, dan lain sebagainya.

Dari pengalaman-pengalaman langsung itulah Filsafat Manusia memulai teorinya untuk memahami apa dan siapa sebenarnya manusia itu yang mampu bersentuhan dengan objek konkret tersebut. Karena pada dasarnya, dalam memahami hakikat manusia, Anda harus mampu merefleksikan secara mendalam dan membutuhkan banyak waktu untuk meneliti dan menelaah yang akan direfleksikan. Sebab, sesuatu yang hakiki itu bersifat dasar, asali, dan prinsipil.

Selain dari pengalaman langsung, terdapat pengalaman lain yang dialami manusia atau Anda, yaitu pengalaman tak langsung. Pengalaman ini adalah pengalaman tahap kedua yang bersifat batiniah dan privat. Sebab, dalam pengalaman ini Anda sebagai manusia tidak berhubungan dengan objek konkret. Akan tetapi, Anda bersama objek itu sendiri menyatu dalam diri Anda. Sehingga dalam pengalaman ini, yaitu pengalaman menyadari atas suatu kesadaran terhadap objek-objek  atau peristiwa-peristiwa tertentu.

Adanya pengalaman tak langsung / batiniah ini tidak menyebabkan pengalaman langsung berhenti.  Ketika Anda pertama kali merasakan pemandangan indah dari berbagai pegunungan, itu termasuk ke dalam pengalaman tahap pertama. Tapi, ketika pengalaman tersebut terus menerus dialami oleh Anda, sehingga membentuk suatu pengalaman tak langsung atau pengalaman batiniah. Bahwa Anda sebagai manusia menyadari pengalaman atas kesadaran terhadap sesuatu yang disadari.

Berkat pengalaman langsung ini, pengalaman tak langsung yang bersifat batiniah mendapatkan "isi"-nya. Sebaliknya, berkat pengalaman batiniah sehingga pengalaman indrawi dapat bermanka dan mampu dimaknai oleh Anda sebagai manusia. Oleh karenanya, pengalaman batiniah memberikan makna dan interpretasi (penafsiran) terhadap berbagai pengalaman indrawi. 

Namun, tidak semua pengalaman dalam hidup yang rutin dilakukan dapat dimaknai secara otomatis. Sebagai contoh ketika Anda beraktivitas menggosok gigik, makan, minum tidak perlu menjadi kajian pemaknaaan. Tapi sebaliknya, ketika Anda melalukan aktivitas makan malam bersama keluarga pacar Anda, makan malam bersama Kiyai/Ajengan, dapat memberikan serta membuat makna dan kesan bagi Anda yang mengalami.

Sekarang yang menjadi pembahasan adalah bagaimana Anda sebagai manusia mampu memahami kedalaman makna ketika Anda berhadapan langsung dengan objek yang dialami sehingga pengalaman tersebut dikatakan istimewa dan memberikan makna yang dalam bagi Anda. Untuk memahami hal tersebut, Anda perlu memahami struktur-struktur yang mampu membuat pengalaman Anda menjadi bermakna dan istimewa. 

Pengalaman-pengalaman Anda menjadi bermakna karena Anda mampu merefleksikannya. Apabila hidup jika diisi dengan pengalaman-pengalaman yang bermanfaat dan bermakna mampu menjadikan hidup Anda semakin manusiawi, karena makna tersebut menjadikan setiap peristiwa sebagai jalinan kehidupan yang semakin intens. 

Jalinan makna juga mampu membuat kehidupan Anda akan menemukan keaslian dan totalitas diri Anda sebagai manusia. Karena itulah, pemaknaan demi pemaknaan, akan sangat berkaitan dengan totalitas diri Anda yang snantiasa mencari tujuan hidup yang hakiki.

Begitulah, mengenai tulisan Filsafat Manusia [1] ini. Nanti kita lanjutkan untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai struktur-struktur pengalaman manusia yang terarah terhadap totalitasnya. Semoga tulisan ini bermanfaat! [...]

#filsafatmanusia #kemanusiaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun