Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Maulana
Muhamad Iqbal Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra, Jakarta Selatan.

Jangan berhenti ketika lelah, namun berhentilah ketika sudah berakhir.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengajaran Bulan Rajab Secara Filosofis

6 Maret 2020   02:21 Diperbarui: 6 Maret 2020   02:23 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengajaran Bulan Rajab Secara Filosofis

Rajab adalah salah satu bulan hijriyyah dalam Islam, berasal dari bahasa Arab yang bermakna tarjib (kemuliaan).

Sebelum kita membahas bulan Rajab, ada suatu pernyataan yang disebutkan Dalam buku Psikologis Alam Ghaib, karya Osho, bahwa kehidupan ini merupakan kekosongan. semuanya kembali pada diri yang memaknai hari-hari kehidupan dengan melakukan segala macam aktivitas. Dalam istilahnya ia dikatakan sebagai pemakna yang menjadikan kehidupan ini menjadi bermakna.

Begitu pun dengan bulan Rajab, jika kita mengacu pada teorinya Ocho, bahwa bulan Rajab ini kosong tanpa makna, melainkn kita sendiri yang memberi makna pada bulan Rajab ini.

Dalam Al-Quran Mulia, hanya empat nama bulan yang disebutkan di dalamnya, yaitu Dzul Qo'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Ramadhan. Lalu mengapa bulan Rajab dikatakan sebagai bulian mulia oleh setiap muslim. Hikmah apa yang dapat diambil dalam bulan Rajab ini.

Berikut adalah pengajaran yang dapat diambil oleh kita dalam, yaitu :

1. Kemuliaan
Berangkat dari arti bahasa, ia adalah kemuliaan. Ia dapat kita pahami sebagai sesuatu yang istimewa atau spesial.
Bulan Rajab tidak disebutkan dalam Al-Quran, namun ia oleh umat muslim dikatakan bulian mulia.

Kemuliaan di sini adalah kemuliaan aksiden, yaitu kemuliaan yang diakibatkan oleh sesuatu yang spesial dan istimewa. Sesuatu yang spesial ini adalah bulan Ramadhan, yang hadir setelah bulan Rajab. Adapun bulan Rajab adalah sebagai awal perjalanan untuk mencapai keistimewaan tersebut. Sehingga keistimewaan dapat dipresdikasikan terhadap bulan Rajab.

Sifat mulia pada bulan Rajab juga dapat dikatakan sebagai potensi dari kemuliaan, yang mana ia harus kita aktualkan. Jika kita meninjau pada teori Osho di atas, maka potensi mulia di sini harus diaktualkan dengan melakukan hal-hal baik. Dengan demikian, bulan Rajab menjadi penuh makna.

2. Taubat
Pengajaran kedua yang dapat kita ambil adalah taubat. Taubat secara bahasa sering dipahami dengan kembali. Kita ketahui bahwa bulan Rajab hadir sebelum bulan Ramadhan.

Oleh karenanya, untuk meraih keistimewaan tersebut kita perlu intropeksi dan menganalisis diri apa yang sudah kita lakukan selama hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun