Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dospem 1 dan 2 Beda Pemikiran, Skripsi Harus Dirombak, Rencana Sidang Semester Ini Terpaksa Ditunda

19 Mei 2023   19:09 Diperbarui: 19 Mei 2023   19:11 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa kerjakan skripsi/Foto: Kompas.com

(19/05/2023)- Skripsi atau tugas akhir bagi jenjang strata 1 bisa dikatakan sebagai momok paling menjengkelkan penuh drama sekaligus air mata.

Bagi para mahasiswa akhir termasuk saya yang tengah menyusun tugas akhir kini tengah merasakan getirnya kehidupan akan kapan bisa menyandang gelar S.Hum yang didambakan sejak awal masuk di bangku kuliah.

Pertanyaan klise seperti sudah bab berapa, kapan lulus, kapan sidang sampai kapan kerja dan kapan nikah mulai menghantui kala kumpul keluarga atau kumpul bareng teman-teman.

Pada tulisan ini saya akan menceritakan keluh-kesah hingga perkuliahan untuk mendapatkan tanda tangan sampai akhirnya ada dititik jenuh karena banyaknya revisi yang seabrek datang memenuhi pikiran.

Mulanya saya di masa KKN Juli- Agustus 2022 harus ikuti Semester Pendek demi perbaikan nilai untuk salah satu mata kuliah sebab dosennya nggak mau memuluskan Mahasiswa yang tidak ikut kuliah offline padahal jelas-jelas saat itu tidak ada kewajiban masuk secara tatap muka.

Hal hasil saya dengan beberapa teman harus bagi waktu KKN sambil menyelesaikan semester pendek, dan ironisnya anak dosen yang tidak lulus juga mata kuliah yang sama enak-enakan diluluskan karena dosen pengampu takut dengan orangtuanya yang punya gelar profesor.

Cerita anak dosen nanti akan saya buatkan khusus ya, teman-teman Kompasianers.

Jadi pada awal September 2022 saya dicecar habis-habisan oleh Dosen Pembimbing Akademik yang juga jadi Dosen Pembimbing 1 saya dengan dalih usulan rencana penelitian milik saya dianggap tidak jelas dan lain sebagainya.

Maka kemudian usai bimbingan di hari itu saya coba perbaiki sedikit demi sedikit hingga akhirnya dapat tanda tangan dari dospem yang dikenal perfeksionis dan bisa ikutan Seminar Proposal di bulan November.

Singkat cerita dua hari sebelum sempro saya dapat kabar Kakek saya meninggal dunia, pas di hari gempa melanda tempat kelahiran saya, Cianjur (21/11/2022).

Saya sempat bingung apa harus pulang atau bagaimana karena sebentar lagi sempro, usai ngobrol dan berbicara dengan kawan-kawan satu kosan tercinta, akhirnya saya putuskan pulang dengan teman sekaligus sahabat yang sudah saya anggap seperti kakak sendiri.

Sesampainya di rumah saya memang benar melihat kakek saya sudah terbujur kaku alasan lainnya pulang adalah menengok keluarga di Cianjur apakah baik-baik saja atau tidak sebab disana sempat ada pemadaman listrik dan gangguan terhadap telekomunikasi.

Dua hari berselang saya Sempro dan revisi yang didapatkan tidak banyak dan untungnya saya diberikan Dosen Pembimbing 2 yang muda jadi memudahkan saya untuk bertukar pikiran dan berbagi keluh kesah.

Bolak-balik saya lakukan untuk mendapatkan tanda tangan dari dua penguji saat Sempro meskipun perjuangan untuk mendapatkannya cukup melelahkan.

Sampai pada akhirnya saya dapatkan tanda tangan untuk ajukan pembumihangusan SK skripsi dan diputuskan akhirnya saya dapat Dosen Pembimbing 2 yang banyak membantu saya ini.

Bimbingan terus saya lakukan selama lebih dari 6 kali dari Januari- Mei 2023 revisian, pengeluaran uang dan biaya penelitian sudah dikeluarkan lebih dari ratusan ribu jika ditotalkan sejak Sempro.

Beratus-ratus lembar kertas hasil revisi yang banyak coretan menunggu diperbaiki itu mulai memenuhi kamar kos yang ukurannya kecil dimana tempat saya istirahat sekaligus mengerjakan tugas akhir.

Tanda tanda cukup sulit saya dapat dari Dosen Pembimbing 2 sampai benar-benar beliau mau memberikan pasca bimbingan kesekian kalinya usai lebaran dan bimbingan itu terasa singkat namun melegakan karena akhirnya saya menyisakan satu tanda tangan lagi yang perlu dikejar.

Saya kemudian mulai coba kirimkan soft file ke Dosen Pembimbing 1, kenapa saya tidak bimbingan sejak Sempro dengan Dosen Pembimbing 1 sebab yang bersangkutan hanya menerima bimbingan jika sudah ditandatangani oleh Dosen Pembimbing 2.

Dosen Pembimbing 1 selama satu Minggu lebih tidak merespon, saya kemudian coba hubungi lagi bukan bermaksud tidak sopan namun saya digantung tidak ada kejelasan.

Sampai akhirnya yang bersangkutan minta saya sabar karena banyak Skripsi lain yang perlu diperiksa dan kondisi yang bersangkutan sedang sakit, tidak sedang berada di kampus dan ada keluarganya yang meningkat dunia.

Saya maklumi hal tersebut karena manusiawi. Hingga akhirnya saya dihubungi oleh dosen bersangkutan silahkan ke kampus dan disana rasanya saya sangat senang.

Akan tetapi, usai setibanya di kampus dan menunggu satu jam saya harus menunggu karena Dosen Pembimbing 1 akan ke kampus pas jam mengajar.

Saya sanggupi ketika menunggu bersama teman beda Dosen Pembimbing saya tahan sebelum beliau masuk ke ruang kelas, yang bersangkutan bilang tunggu sebentar saya ngajar saya pun sepakat dan menunggu beliau di perpustakaan fakultas.

Hingga sampai jam habis ah, ok saya akhirnya datang dan yang bersangkutan berkata berikan saja file yang sudah diprint saya berikan saja lalu dosen tersebut beralih mengajar di kelas selanjutnya.

Satu hari berselang saya kemudian diminta menghadap yang bersangkutan di kampus sebab dosen tersebut hanya ada waktu di hari itu saja, sebab jadwalnya padat dan saya maklumi hal tersebut.

Ada drama pula disini dosen yang bersangkutan tidak jelas memberikan informasi titik temu dan hanya berkata di Ruang Dosen, saya menunggu hampir satu jam di Ruang Dosen yang saya kira ditempat biasa beliau ngajar.

Sampai akhirnya beliau marah-marah karena sudah menunggu lama dan yang bersangkutan menunggu ternyata di Ruang Dosen beda gedung.

Saya kaget dan pusing tujuh keliling karena ketika bimbingan akhirnya saya menemukan persoalan Dosen Pembimbing 1 saya tidak mau memberikan tanda tangannya untuk saya daftar sidang dengan dalih tidak sreg dan tidak sesuai apa yang dilakukan selama bimbingan dengan Dosen Pembimbing 2.

Rasa kesal, bahkan sampai menangis saya lakukan pula usai bimbingan karena ada rasa lelah dan capek kala sudah di acc satu Dosen Pembimbing saya kira akan mendapat tanda tangan dari Dosen Pembimbing 1 pula rupanya tidak.

Dosen Pembimbing 1 minta outline dikembalikan seperti saat akan daftar Sempro ada dilema yang tengah saya rasakan kenapa dosen ini tidak sekalian saja bimbing  saya  berbarengan dengan Dospem 2 agar tidak perlu buang-buang waktu dan buang-buang biaya.

Sebenarnya cara membuat Skripsi itu mudah dan tidak lama asal mau mengerjakan revisian secepatnya dan bimbingan intensif dengan pembimbing.

Namun sayang seribu sayang kecepatan untuk sidang kadangkala menemui hambatan salah satunya adalah Dosen Pembimbing yang belum mau meloloskan mahasiswa bimbingannya.

Saya beruntung dapat Dosen Pembimbing yang mau membimbing saya akan tetapi jika sedari awal yang bersangkutan mau berbarengan membimbing sepertinya skripsi saya sudah rampung sekarang.

Saya kini tengah rehat sejenak mendinginkan pikiran dan hati dari revisian, doakan saya agar secepatnya bisa sidang dan menyelesaikan pendidikan di S1 salah satu kampus Islam Negeri di Bandung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun