Usai hujan reda rangkaian kegiatan yang tertunda kemudian dibuka oleh Siti Juwindasari yang membacakan sambutan dan menjelaskan tujuan dari kegiatan ini, Siti didapuk menjadi pembawa acara dalam kegiatan ini sekaligus mewakili Direktur Oorlogs Graven Stichting, Eveline C. de Vink yang berhalangan hadir.
" Saya ucapkan terima kasih kepada para hadirin tamu undangan yang sudah menyempatkan hadir dalam acara peringatan 75 tahun, Ereveld Pandu. Acara ini bertujuan untuk mengenang para korban perang. Mulanya pemakaman ini didirikan untuk para korban dari pertempuran di Tjiaterstelling yang gugur di Ciater, Subang pada tahun 1942. Kini 4000 jenazah sudah memenuhi Ereveld Pandu ini." Ucap Siti Juwindasari, dalam pembukaan di Candelight Vigil, Ereveld Pandu, Jumat (10/03/2023).
Usai acara dibuka, pembawa acara, kemudian mempersilahkan pengisi acara dalam hal ini Ojel, selaku perwakilan dari komunitas Bandoeng Waktoe Itoe, ditunjuk oleh pengelola Ereveld Pandu, untuk membaca tiga puisi populer yang diciptakan oleh sastrawan sekaligus jurnalis senior pendiri media, Tempo, Goenawan Mohamad.
" Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak Ereveld Pandu yang memberikan kesempatan bagi saya untuk membacakan tiga buah puisi dari Goenawan Mohamad."Â Kata Ojel dalam rangkaian peringatan ke -75 tahun Ereveld Pandu, Jumat (10/03/2023).
Usai pembacaan puisi yang menyayat qalbu, yang dibacakan oleh Ojel, acara selanjutnya dilanjutkan kepada acara inti yakni menyalakan lilin di nisan para korban perang. Para tamu undangan diminta untuk langsung oleh pembaca acara untuk membawa lilin-lilin yang sudah disediakan oleh panitia di dekat meja registrasi ulang.
Kegiatan Candelight Vigil, ( menyalakan lilin) di nisan sejumlah korban perang dilakukan oleh seluruh tamu undangan yang hadir yang tentunya diarahkan oleh petugas makam guna kegiatan yang sempat tertunda akibat hujan deras yang melanda Kota Bandung,ini tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Prosesi peletakan lilin-lilin di nisan korban perang ini berlangsung selama kurang lebih 20 menit, kegiatan diakhiri dengan sesi foto sebagai kenang-kenangan sekaligus ucapan terima kasih dari pengelola makam kehormatan Belanda di Indonesia, atas kesediaannya hadir dan menyempatkan waktu untuk merenungkan korban perang yang tidak bersalah, namun harus berakhir secara tragis oleh pihak-pihak yang haus akan kekuasaan.
Bagi para tamu undangan yang hadir juga diberikan minuman gratis serta totebag bertuliskan peringatan 75 tahun, Ereveld Pandu dengan dilengkapi sticker berlogo Oorlogs Graven Stichting. Usai sesi dokumentasi, Siti Juwindasari selaku pembaca acara, menutup secara resmi acara tersebut serta mengucapkan terima kasih terhadap para tamu undangan yang sudah datang jauh-jauh menyempatkan untuk datang ke Ereveld Pandu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H