Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini 5 Anggapan yang Salah Masyarakat terhadap Laki-laki dan Maskulinitas

2 Maret 2023   17:03 Diperbarui: 2 Maret 2023   17:05 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Laki-laki maskulin/Foto: Detik.com

(02/03/2023)- Masalah gender atau jenis kelamin selalu menjadi topik hangat terlebih hal ini sudah sangat berkaitan erat dengan budaya di masyarakat Indonesia yang terpaku pada maskulinitas Laki-laki dan feminim pada Perempuan yang kemudian pada masa kini selalu dipermasalahkan karena dirasa sudah tidak cocok dengan keadaan di zaman yang serba open minded ini.

Maskulinitas atau memiliki arti yang lebih condong pada konotasi pada Laki-laki selain dipengaruhi oleh kebudayaan tentunya keadaan di masyarakat juga mempengaruhi kuatnya maskulinitas sehingga tidak jarang kita menemukan bahwa laki-laki harus kuat dan bisa menghadapi segala sesuatu dibandingkan perempuan padahal sejatinya seorang pria juga memiliki sisi lemah lembut seperti manusia umumnya.

Secara fisik laki-laki dan perempuan memang memiliki perbedaan laki-laki dengan tubuh yang gagah jauh lebih besar dan memiliki organ reproduksi yang khas dan perempuan memiliki fisik yang jauh lebih kecil biasanya dibandingkan dengan perempuan. Kedua gender ini dibedakan oleh sistem reproduksinya semata, dan secara umum fisik pun berbeda-beda tidak sama rata tinggi dan kecilnya.

Larangan bahwa laki-laki harus terus kuat dalam berbagai hal dan harus bisa segala sesuatu hal baik itu hal dasar atau basic sampai tahap lanjut merupakan pemikiran feodal yang justru masih dipakai oleh masyarakat Indonesia sampai hari ini harusnya dikikis secara perlahan dengan memberikan berbagai pendekatan dan penjelasan terutama bagi mereka yang masuk kategori Generasi Milenial, Z dan Alfa.

Lantas apa saja anggapan yang salah mengenai laki-laki namun terlanjur dikungkung oleh budaya? Berikut 4 diantaranya

1. Tidak Boleh Curhat

Ilustrasi laki-laki curhat/Foto: Okezone 
Ilustrasi laki-laki curhat/Foto: Okezone 

Dikenal sebagai makhluk yang kuat, tangguh, dan bisa menghadapi segala macam hal dalam hidupnya membuat laki-laki terpaksa menguatkan dirinya sendiri. Dibandingkan dengan perempuan, seorang laki-laki cenderung tertutup dan sulit untuk mengungkapkan isi hati dalam hal ini maksudnya berbagai keluh- kesah mengenai hidupnya.

Laki-laki juga memiliki hati dan perasaan bak manusia pada umumnya dan merupakan hal wajar jika seorang laki-laki ingin curhat atau bercerita karena merupakan sifat naluriah manusia yang ada dan diberikan oleh Tuhan maka dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa laki-laki yang bercerita mengenai kehidupannya atau permasalahan yang menimpanya harus didengarkan pula bukan justru sebaliknya dianggap lemah, lebay atau bahkan tidak jantan.

2. Dilarang Menangis

Ilustrasi laki-laki menangis/Foto:Suara.com
Ilustrasi laki-laki menangis/Foto:Suara.com

Sudah dianggap sebagai calon pemimpin baik dalam keluarga, masyarakat, organisasi bahkan negara, mengharuskan laki-laki menjadi seseorang yang gagah, baik secara fisik, mental dan bahkan dari segi ekonomi.

Sering terlontar dari hampir orang tua di dunia, jika bayi laki-laki dilarang menangis karena laki-laki dilarang cengeng maka kemudian ketika dewasa laki-laki yang menangis harus diam-diam jika ingin meneteskan air matanya dan sulit untuk mengekspresikan hidupnya.

 Dalam hal ini para orang tua harusnya sedari dini mengajarkan bahwa anak laki-laki juga boleh menangis sama halnya seperti anak perempuan dan boleh melakukannya seperti manusia pada umumnya.

3. Harus Multitasking

Ilustrasi laki-laki multitasking/Foto:Antara
Ilustrasi laki-laki multitasking/Foto:Antara

Karena dianggap sebagai makhluk yang kuat dan tahan banting mengakibatkan laki-laki dituntut harus segala bisa ini dan itu di waktu, tempat dan situasi apapun. Pada realitanya anggapan ini justru membuat laki-laki yang tidak bisa multitasking atau melakukan segala sesuatu secara bersamaan menjadi minder dan membuat kepercayaan dirinya menurun.

Sebagai manusia biasa, laki-laki juga mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda di masing-masing individunya. Sehingga merupakan hal wajar jika ada laki-laki yang bisa satu hal namun tidak melakukan hal lainnya karena kemampuan setiap individu bukan ditentukan oleh jenis kelamin namun keahlian yang dimiliki sendiri oleh individu yang bersangkutan.

4. Jadi Tulang Punggung Keluarga

Ilustrasi laki-laki sebagai tulang punggung keluarga/Foto:Qureta
Ilustrasi laki-laki sebagai tulang punggung keluarga/Foto:Qureta


Laki-laki memang hakikatnya sudah kodratnya menjadi seorang pemimpin dan pencari nafkah alias sebagai tulang punggung keluarga. Hal ini lumrah dan merupakan kewajiban semua laki-laki yang yang memiliki kesehatan secara rohani dan jasmani.

Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua laki-laki memiliki kemampuan tersebut, dalam hal ini jika laki-laki tersebut kesulitan secara fisik dan psikis serta sangat sulit dalam mendapatkan penghasilan harusnya jangan dihujat namun didorong dan diberikan kesempatan sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh nya.

4. Jorok dan Tidak Rapi

Ilustrasi laki-laki jorok/Foto:IDN Times
Ilustrasi laki-laki jorok/Foto:IDN Times


Pada hakikatnya laki-laki tidak terlalu memperhatikan kebersihan dan kerapian sepenuhnya dalam kehidupannya meskipun sering merapikan sesuatu dan membersihkan baik peralatan, kamar dan lain sebagainya pada akhirnya memang betul karena laki-laki memiliki sifat yang cuek dan tidak mau ribet dalam melakukan aktivitas apapun.

Namun perlu dicatat laki-laki juga tidak semuanya jorok dan tidak rapi. Sebagian lainnya juga ada yang memiliki sifat mencintai kebersihan dan kerapian tentunya ini bukan hanya sebatas menumbuhkan semangat kebersihan sebagian dari iman, melainkan ini juga merupakan sifat naluriah yang dimiliki oleh manusia yang juga dimiliki oleh para kaum Adam.

5. Bisa Menghasilkan Keturunan

Ilustrasi pria mengahasilkan keturunan/Foto: Fimela
Ilustrasi pria mengahasilkan keturunan/Foto: Fimela

Banyak anggapan bahwa laki-laki harus menghasilkan keturunan, yang berkualitas dan bisa diandalkan untuk melanjutkan entah jabatan, perusahaan dan lain sebagainya yang sudah diemban oleh ayahnya di masa sebelumnya. Akan tetapi, jika dalam pernikahan pasangan suami-istri sudah lama tidak memiliki satu keturunan maka yang akan disalahkan terus-menerus adalah pihak perempuan yang dianggap sistem reproduksinya yang bermasalah.

Di lain sisi jika ada laki-laki yang tidak bisa menghamili karena masalah kesuburan biasanya masyarakat akan tetap memberikan stigma buruk pada perempuan padahal justru sudah jelas bahwa pihak laki-laki yang tingkat kesuburannya rendah alias bermasalah.

Maka hal ini kemudian menjadi masalah utama yang kompleks ditengah masyarakat. Terutama anggapan-anggapan yang salah terhadap laki-laki yang sudah melekat di tengah budaya masyarakat sejak lama. Bagaimana tanggapan Kompasiners? Serta teman-teman semuanya menyikapi hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun