Sering terlontar dari hampir orang tua di dunia, jika bayi laki-laki dilarang menangis karena laki-laki dilarang cengeng maka kemudian ketika dewasa laki-laki yang menangis harus diam-diam jika ingin meneteskan air matanya dan sulit untuk mengekspresikan hidupnya.
 Dalam hal ini para orang tua harusnya sedari dini mengajarkan bahwa anak laki-laki juga boleh menangis sama halnya seperti anak perempuan dan boleh melakukannya seperti manusia pada umumnya.
3. Harus Multitasking
Karena dianggap sebagai makhluk yang kuat dan tahan banting mengakibatkan laki-laki dituntut harus segala bisa ini dan itu di waktu, tempat dan situasi apapun. Pada realitanya anggapan ini justru membuat laki-laki yang tidak bisa multitasking atau melakukan segala sesuatu secara bersamaan menjadi minder dan membuat kepercayaan dirinya menurun.
Sebagai manusia biasa, laki-laki juga mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda di masing-masing individunya. Sehingga merupakan hal wajar jika ada laki-laki yang bisa satu hal namun tidak melakukan hal lainnya karena kemampuan setiap individu bukan ditentukan oleh jenis kelamin namun keahlian yang dimiliki sendiri oleh individu yang bersangkutan.
4. Jadi Tulang Punggung Keluarga
Laki-laki memang hakikatnya sudah kodratnya menjadi seorang pemimpin dan pencari nafkah alias sebagai tulang punggung keluarga. Hal ini lumrah dan merupakan kewajiban semua laki-laki yang yang memiliki kesehatan secara rohani dan jasmani.
Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua laki-laki memiliki kemampuan tersebut, dalam hal ini jika laki-laki tersebut kesulitan secara fisik dan psikis serta sangat sulit dalam mendapatkan penghasilan harusnya jangan dihujat namun didorong dan diberikan kesempatan sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh nya.
4. Jorok dan Tidak Rapi