(16/02/2023)-Â Karya ilmiah baik itu bentuknya skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah merupakan karya-karya yang keseluruhannya harus mengandung unsur validitas dan bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya atau kebenarannya.
Sejumlah kampus di Indonesia sudah mempunyai jurnal-jurnal yang berkualitas yang terakreditasi  Sience and Technology Index (SINTA) 1-6 sesuai dengan tingkatannya jurnal-jurnal tersebut artinya semakin sulit untuk publikasinya mulai dari lama antrean di Open Journal System (OJS) dan tentunya kurang layaknya artikel yang dikirim oleh penulis ke jurnal tersebut.Â
Selain itu di sejumlah kampus hampir semuanya ketika memasuki masa pertengahan kuliah biasanya akan diajarkan oleh pihak jurusan atau kampus untuk belajar membuat artikel ilmiah yang bagus dan layak untuk terbit di sejumlah jurnal yang berkualitas dan tentunya dengan adanya pelatihan seperti itu diharapkan para mahasiswa-mahasiswi menjadi terbiasa nantinya jika memang dikemudian hari akan menjadi akademisi seperti dosen.
Jurnal seolah menjadi hal yang menakutkan bagi mereka para akademisi yang malas untuk membuat penelitian ilmiah dengan berbagai alasan mulai dari biaya yang besar, kurangnya waktu pengerjaan, belum tentu diterima ketika diajukan untuk kenaikan jabatan dan lain sebagainya menjadi momok yang sangat mengerikan tentunya bagi mereka yang tidak bisa melakukannya secara maksimal akan tetapi memaksakan ingin naik jabatan.
Beruntungnya saya ketika memasuki masa pertengahan bangku kuliah diberikan tugas untuk membuat artikel ilmiah jika dirasa berkualitas akan diterbitkan begitu kiranya feedback yang didapatkan dalam mengerjakan tugas tersebut. Hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan untuk melakukan riset guna pembuatan artikel dan tentunya tidak kaget lagi ketika harus dihadapkan untuk membuat artikel ilmiah.
Sebetulnya para dosen bukan hanya sekedar meraih minimal 850 kredit yang menjadi salah satu modal awal untuk mendapat jabatan guru besar, melainkan juga harus bisa menjadi teladan dengan terbitnya sejumlah artikel hasil karyanya di jurnal-jurnal bereputasi nasional maupun internasional, terkhusus untuk jurnal internasional yang bereputasi tinggi seperti Sqopus 1-4 akan sangat lama prosesnya karena merupakan jurnal yang banyak memiliki persyaratan sehingga sulit sekali untuk terbit pada jurnal yang dipilih.
Maka dari itu, sebetulnya dalam menulis atau mengumpulkan data guna riset sebaiknya melakukan hal-hal yang juga memperhatikan dengan betul etika penelitian ilmiah seperti tidak menggunakan jasa joki untuk bisa menghasilkan atau membuat artikel ilmiah hanya demi bisa meraih jabatan yang lebih tinggi namun menghasilkan karya yang tidak sepadan. Maka dari itu, sudah seharusnya jika ingin jabatannya naik seorang akademisi harus menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan bereputasi tinggi agar gelar serta keilmuannya tidak dipermasalahkan di kemudian hari.
Jasa joki memang bagus dan lebih praktis kita sebagai pelanggan hanya tinggal duduk manis menunggu pesanan yang kita pesan. Namun dalam penelitian ilmiah akan terbongkar jika itu hasil penelitian yang dilakukan oleh orang lain namun di klaim oleh kita yang notabenenya tidak paham sedikit pun hal tersebut nantinya akan kerepotan sendiri karena hanya mengandalkan beres saja tanpa melakukan alur- alur yang seharusnya dilakukan secara resmi yaitu dengan riset yang mendalam atau secara komprehensif.
Maka hadirnya joki sebetulnya bukan hanya berdasarkan pada formalitas membayar saja, akan tetapi kita sebaiknya juga turut memberantas aksi joki dalam ranah pendidikan terutama dalam publikasi ilmiah seperti artikel-artikel yang dimuat pada jurnal sehingga kecurangan demi mendapatkan jabatan oleh sebagian akademisi pada hari ini bisa terputus guna perkembangan dunia pendidikan Indonesia yang jauh lebih berkualitas dan bisa sejajar dengan publikasi ilmiah internasional.
Oleh sebab itu kemudian para akademisi seperti dosen dan para ilmuwan yang ingin diakui kredibilitasnya sebagai akademisi harus mau transparansi dalam proses penelitian guna adanya objektivitas dalam setiap penelitian yang dilakukan serta adanya peningkatan kualitas dari artikel yang dibuat baik oleh para dosen yang sudah malang melintang di dunia per-jurnalan maupun bagi para mahasiswa yang baru mulai mencoba-coba mempublikasikan hasil kerjanya guna melatih penelitian sebagai para calon akademisi di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H