(06/02/2023) Isu kalah saing sampai merugi belakangan tengah menerpa salah satu ritel kenamaan milik pengusaha Chairul Tanjung. Transmart yang mempunyai 95 gerai di seluruh Indonesia ini kini tengah mendapatkan sorotan setelah sejumlah gerainya ditutup permanen.
Transmart memiliki fasilitas yang hampir sama dengan mall atau pusat perbelanjaan lainnya seperti Yogya ataupun Superindo. Bedanya berbagai brand ternama baik restoran, pusat belanja pakaian dan lain sebagainya serta wahana anak-anak seperti Kidz City dimiliki oleh Transmart, terlebih sejumlah brand yang berada satu naungan dalam CT Corp terdapat di ritel ini.
Dilansir dari Detikcom, (16/05/2010), pada tahun 2010 Chairul Tanjung menjadi pemegang saham 40 persen di Carrefour Indonesia. Pembelian ini didasarkan keinginan si anak singkong agar ada perusahaan nasional yang menjadi tuan rumah di negeri nya sendiri.
Sementara itu dikutip dari Tempo (20/06/2014) Bahwa pada tahun 2014 Â setelah akuisisi 100 persen atas saham Carrefour Indonesia dengan kesepakatan antara Carrefour Group dan PT Trans Retail Indonesia di Prancis.
Pada mulanya di tahun 2015 CT begitu ia disapa, mulai melakukan transisi branding nama Carrefour di seluruh Indonesia dengan nama Transmart< Carrefour sampai akhirnya di tahun 2019-2020 resmi mengubah semua nama gerai Carrefour menjadi Transmart.
Seperti kita ketahui bersama Chairul Tanjung sebetulnya tidak terlalu bergantung kepada Transmart yang notabenenya sekarang tengah merugi hal ini karena pemasukkan terbesar bagi CT Corp perusahaannya adalah Bank Mega serta lini bisnis media yang dimilikinya yang tergabung dalam Trans Media( Trans TV, Trans 7, CNN Indonesia, Detik, CNBC Indonesia, Insertlive, Transvision dan CXO Media). Terlebih pada tahun 2022 CT juga mengubah Bank Harda sebuah bank konvensional dengan membelinya dan melakukan re-branding  menjadi Allo Bank.
Akan tetapi melihat banyaknya sejumlah ritel kenamaan yang gulung tikar beberapa tahun belakangan seperti 7 Eleven, dan Giant belakangan ini memicu banyaknya pemutusan hubungan kerja ( PHK) di sejumlah ritel berbagai alasan mulai dari kerugian hingga efisensi perusahaan menjadi alasan klasik dari para pengusaha ritel di Indonesia.
Misalnya pernyataan dari Presiden Direktur PT Hero Supermarket, Patrick Lindvall  pada Mei 2021 lalu saat menutup semua gerai Giant.
"Keputusan besar seperti ini tidaklah mudah, tetapi kami percaya keputusan untuk jangka panjang ini kami harus lakukan demi keberlangsungan dari PT Hero Supermarket" dikutip dari Kompas.com ( 25/05/2021).
Sementara itu Vice President Corporate Comunication Transmart, Satria Hamid menyebut bahwa perusahaan menutup 12 gerai sepanjang tahun 2022 diakibatkan oleh dampak pandemi Covid-19, dan adanya sejumlah gerai yang pendapatannya kurang memuaskan, penutupan dilakukan agar tidak membenahi perusahaan.
"Fenomena penutup gerai ritel itu merupakan hal yang biasa, Ini juga bisa terjadi terhadap restoran dan hotel yang diakibatkan oleh pandemi. Hal lainnya yaitu sejak tahun 2020 masyarakat sudah terbiasa berbelanja secara online. Hal ini kemudian yang menjadi tantangan bagi kami agar masyarakat kembali mau datang untuk berbelanja di gerai kami," Dilansir dari Kontan via Kompas.com (05/02/2023).
Sejumlah gerai yang ditutup pada tahun 2022 diantaranya Transmart Tamini Square, Jakarta Timur, Transmart Cempaka Mas, Jakarta Pusat, Â dan Transmart Kepulauan Riau Mall, Batam.
Penutup memang biasa dalam industri apapun akan tetapi dari banyak penutupan ritel milik orang terkaya nomor 6 di Indonesia versi Majalah Forbes tahun 2022, tersebut harus memperhatikan dampaknya mulai dari PHK massal, pesangon yang adil dan mencarikan pekerjaan untuk para karyawan yang di PHK guna menghindari peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan ditengah upaya pemerintah yang tengah berusaha melakukan pemulihan ekonomi akibat Covid-19 yang melanda dua tahun belakangan.