Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Usai Gempa 5, 6 SR Guncang Cianjur, Pemerintah dan Elemen Bangsa Kirimkan Bantuan

25 November 2022   10:50 Diperbarui: 25 November 2022   10:53 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bangunan sekolah yang rusak oleh genpa di Kabupaten Cianjur/ Foto: CNBC Indonesia 

(25/11/2022)- Gempa dangkal yang diduga diakibatkan oleh aktivitas Sesar Cimandiri yang berakibat pada adanya gempa 5,6 SR yang mengguncang Kabupaten Cianjur dan sekitarnya pada Senin, (21/11) yang mengakibatkan infrastruktur, bangunan seperti rumah, tempat ibadah dan lain sebagainya mengalami kerusakan bahkan sampai ada yang hancur rata dengan tanah karena saking kuatnya guncangan gempa.

Guncangan ini bukan hanya dirasakan oleh masyarakat di Cianjur semata melainkan juga dirasakan oleh daerah disekitarnya seperti Jabodetabek. Hal ini terjadi berbarengan dengan rapat dengar pendapat antara Komisi V DPR RI dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG). Dalam sebuah video yang beredar di berbagai media Wakil Ketua Komisi V DPR Robert Rouw, justru terkesan mentertawakan adanya gempa tersebut sehingga terkesan menganggap remeh bencana alam tersebut.

Seusai terjadi bencana alam tersebut berbagai elemen masyarakat mulai dari Bupati Cianjur, Gubernur Jawa Barat sampai Presiden Jokowi beserta TNI dan Polri dan kementerian terkait langsung terjun ke Cianjur dengan tanggap cepat memberikan bantuan baik berupa uang, dan berbagai peralatan kebutuhan sehari-hari seperti alat mandi, makanan sampai tenda untuk berlindung dari kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Sampai saat ini semua elemen masyarakat bahkan sampai pemerintah juga terus mengecek perkembangan terkini situasi di lapangan. Selain dilanda gempa bumi yang tidak berkesudahan sejak awal pekan ini bencana alam lainnya seperti longsor dan banjir datang silih berganti. 

Sampai artikel ini ditulis masih terjadi serangkaian gempa susulan pada hari Jumat 25 November dini hari tadi masih terasa sebesar 4,1 SR hal ini membuat warga cemas dan panik serta mulai jenuh dengan gempa susulan yang terus terjadi hampir setiap saat. Gempa 4,1 SR dini hari tadi berdasarkan informasi dari infobmkgwilayah2 berada di 8 kilometer Barat daya, Kabupaten Cianjur.

"Gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan. InsyaAllah, dalam kurun waku empat hari kedepan, gempa-gempa susulan tersebut sudah reda dan stabil," ungkap Dwikorita di Cianjur, Rabu (23/11). Ujar Kepala BMKG Dwikorita.

Dalam keadaan yang serba kesusahan dan kehilangan harta benda bahkan keluarga para korban gempa di lokasi terdampak yakni di Kecamatan Cugenang, Cibeber dan sekitarnya sampai hari ini masih terus dibantu oleh semua sukarelawan dari berbagai elemen bangsa guna pemulihan Cianjur agar segera lekas membaik seperti sebelumnya.

Perlu diketahui bersama kerusakan sejumlah bangunan yang terjadi dan mengakibatkan ratusan jiwa melayang bukan hanya didasarkan oleh takdir belaka melainkan juga adanya faktor bangunan seperti rumah dan lain sebagainya yang dibangun dengan konstruksi asal-asalan dan tidak memperhatikan dampak buruk kedepannya jika terjadi bencana alam seperti gempa bumi.

Perlu diketahui bersama seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Sesar Cimandiri yang merupakan penyebab dari adanya gempa pada Senin lalu memiliki wilayah yang cukup luas mulai dari daerah Teluk di Pelabuhan Ratu, lalu mengarah ke Timur sampai ke Rajamandala, lalu terus ke Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang sampai akhirnya di Kabupaten Subang.

Meskipun gempa bumi yang diakibatkan oleh sesar ini cenderung berulang dan pernah terjadi sebelumnya sebut saja diantaranya terjadi di kawasan Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat tahun 1844 dan 1910 serta di Kabupaten Cianjur tahun 1844 dan 1982 hal ini didasarkan pada catatan secara historis yang didapatkan dari Stasiun Geofisika Bandung data ini diambil per Juni 2022.

Pembelajaran yang paling tepat dari gempa bumi 5,6 SR yang berpusat di Kabupaten Cianjur beserta ratusan gempa susulan yang dirasakan sampai hari ini adalah adanya kesiapan mitigasi bencana baik diajarkan sejak dini di bangku sekolah maupun perlu adanya simulasi gempa bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti BMKG,BNPB dan lain sebagainya agar kedepannya kerusakan yang terjadi tidak separah gempa yang telah terjadi beberapa hari kebelakang.

Selain mitigasi bencana diperlukan kesadaran baik dari pemerintah setempat maupun pusat dan masyarakat sekitar agar tidak mendirikan bangunan sembarangan di wilayah yang rawan seperti lereng, lembah dan aliran sungai serta rawan gempa guna meminimalisir bencana alam yang bisa datang kapan saja.

Presiden Jokowi juga pada Kamis, 25 November kembali meninjau lokasi gempa guna melihat perkembangan situasi terkini dan berjanji akan memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta bagi bangunan yang mengalami rusak berat, Rp 25 juta untuk rusak sedang dan Rp 10 juta untuk rusak ringan. 

"Rumah yang terkena gempa itu diwajibkan oleh Menteri PUPR untuk memakai standar bangunan anti gempa, jadi rumah anti gempa" Kata Jokowi, Kamis (24/11) ketika meninjau lokasi gempa di Kabupaten Cianjur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun