Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini Tiga Alasan Konten Unfaedah Lebih Digemari Warganet Indonesia

16 November 2022   14:12 Diperbarui: 16 November 2022   14:18 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Citayam Fashion Week/Foto:Kompas

(16/11/2022)- tren atau viral dalam beberapa tahun ini menjadi perbincangan hangat dan selalu menjadi pembicaraan hangat dalam berbagai pemberitaan di lini masa baik secara konvensional maupun digital.

Berbagai tren mulai dari yang bermanfaat sampai yang tidak memiliki manfaat hadir setiap harinya terutama dalam media sosial berbasis video pendek seperti aplikasi Tiktok dan YouTube Short. 

Kehadiran aplikasi ini jika digunakan sebagai media yang bertujuan positif atau edukasi tentunya akan berdampak pula pada trend di masyarakat.

Sebut saja diantaranya beberapa trend yang hadir selama setahun belakangan mulai dari Citayam Fashion Week, lagu Rehan sampai Kebaya Merah. 

Kebanyakan masyarakat justru menyenangi konten-konten seperti itu dengan alasan hiburan dan melepaskan penat dari rutinitas hidup yang dijalani selama sehari penuh.

Lantas selain penjelasan di atas apa sebenarnya faktor lain yang menjadi alasan konten unfaedah atau tidak bermanfaat menjadi kesukaan Warganet +62?

1. Lebih Menyukai Konten Ringan

Bangsa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang tingkat literasi nya rendah hal ini diakibatkan enggannya kebanyakan anak-anak sampai remaja yang mau membaca buku minimal satu buah buku.

Justru sebaliknya jika sudah mahir membaca, menulis sampai berhitung anak-anak sampai remaja di Indonesia hampir semuanya justru enggan membaca atau sekedar meluangkan waktu untuk sekedar membaca akibatnya sekarang ditengah pesatnya media sosial kita banyak melihat mayoritas orang Indonesia menyukai konten receh atau tidak bermanfaat dan tidak pula mengedukasi.

Citayam Fashion Week/Foto:Kompas
Citayam Fashion Week/Foto:Kompas

2. Malas Berpikir

Tuhan Yang Mahakuasa memberikan kita manusia berupa akal sebagai pembeda dengan makhluk lainnya yang Ia ciptakan. 

Berbeda dengan tumbuhan dan hewan manusia diberikan kelebihan berupa memiliki akal yang digunakan untuk berpikir dan berlogika guna memikirkan segala sesuatu hal yang bagus maupun yang buruk.

Di samping itu, malas berpikir inilah yang membuat orang Indonesia kebanyakan lebih enggan menggunakan akal pikirannya untuk menghasilkan konten-konten atau ide baru yang segar. 

Namun justru karena adanya rasa malas untuk berpikir inilah akhirnya yang membuat seseorang pada akhirnya membuat dan menonton konten-konten yang tidak selayaknya ditayangkan oleh platform video digital.

Trend Rehan/Foto: Suaradotcom
Trend Rehan/Foto: Suaradotcom

3. Terlalu Santai Menjalani Hidup

Saking terlalu menikmati jalannya kehidupan yang hanya akan dirasakan satu kali seumur hidup ini kemudian, perilaku berleha-leha atau sekedar bersantai-santai ria dalam menjalankan kehidupan bukan lah cara yang baik melainkan cikal bakal akhir dari segalanya. 

Maka dari itu wajar jika bangsa kita lebih menyukai konten yang apa adanya, toxic dan kurang mengedukasi.

Dilan Cepak Mekar/ Foto: Wolipop via Tiktok
Dilan Cepak Mekar/ Foto: Wolipop via Tiktok
Maka dari itu perilaku yang terlalu santai ini jika terus berlangsung bisa berbahaya bagi keberlangsungan negara yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa tersebut hal ini pada akhirnya menjadi salah satu alasan mendasar kenapa Warganet negeri ini, selalu menghasilkan konten atau trend yang mayoritas justru kurang menjual atau memiliki nilai atau pesan moral yang memadai justru sebaliknya, lebih bersemangat ketika menghasilkan konten atau pun trend viral yang memiliki nilai negatif dan tidak layak tonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun