Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Presidensi G20 2022: Indonesia Jadi Mediator Pemulihan Ekonomi Global di Tengah Konflik Ukraina

3 Juli 2022   11:27 Diperbarui: 4 Juli 2022   05:33 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gejolak yang timbul di Ukraina sejak tanggal 24 Februari lalu, merupakan refleksi sekaligus ajang pemulihan ekonomi yang tersendat oleh konflik antara Ukraina dan Rusia.

Dimana rantai pasokan berbagai kebutuhan pokok masyarakat menjadi tersendat karena adanya sanksi dari Barat terhadap negara terpusat di Moskow tersebut.

Kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia pada hari Rabu (30/06) ke Istana Kremlin untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin membicarakan konflik antara Ukraina,Rusia dan Fakta Pertahanan Atlantik Utara ( NATO)juga membicarakan isu ekonomi khususnya mengenai ketersediaan pangan dan pupuk yang sulit untuk didapatkan akibat pemberlakuan sanksi ekonomi terhadap Rusia yang diberikan oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Dilansir dari  YouTube Sekretariat Presiden, Putin menyambut baik kedatangan pertama kali dari Presiden Jokowi ke Moskow dan menyebut angka kenaikan ekspor keduanya di tahun 2021 melonjak sebesar 40 persen dan dalam enam bulan terakhir naik menjadi 65%.

"Beliau ( Jokowi) menaruh perhatian mendalam terhadap kerjasama perdagangan dan ekonomi yang menunjukkan dinamika yang baik. Pada tahun 2021, perdagangan bilateral meningkat lebih dari 40 persen. Dalam lima bulan pertama pada tahun ini terdapat peningkatan sebesar 65 persen".  Ucap Vladimir Putin, di Istana Kremlin, Moskow,Rusia, Kamis (30/06).

Sementara itu, mengutip pernyataan Biden pada 25 Maret 2022 dari CNN Indonesia, Biden sendiri menganjurkan dua opsi kepada Indonesia yaitu tidak mengundang Rusia dalam hal ini ( Vladimir Putin) atau jika Indonesia dan sejumlah negara G20 tetap mau mengundang Rusia, Biden menyarankan agar Ukraina diundang.

"Jawaban saya, ya keputusan tergantung pada G20. Itu yang saya angkat jika Indonesia dan negara peserta tidak setuju dengan pandangan saya, untuk mengajak Ukraina dalam pertemuan ini". Ucap Joe Biden, dalam Konferensi Pers di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat (25/03).

Pada akhirnya dapat terlihat secara nyata bahwa Indonesia selaku Presidensi G20 2022 tetap berpegang teguh pada upaya-upaya pemulihan ekonomi secara global meskipun beresiko masuk dalam konflik yang besar seperti di Ukraina.

Indonesia tidak memihak kepada pihak manapun dan memiliki opsi untuk berada di tengah-tengah agar tidak terdampak oleh pihak manapun, hal ini tentunya agar netralitas Indonesia dalam upaya demi pemulihan ekonomi terutama terhadap ekonomi negara berkembang bisa terwujud dengan lancar.

Harapan Indonesia tentunya bukan sebatas untuk kepentingan anggota dari G20 semata, melainkan juga untuk negara-negara diluar G20 karena mewakili 65 persen persentase ekonomi dunia.

Terlebih selain ekonomi juga sangat terikat erat kaitannya dengan perdagangan segala macam kebutuhan yang sangat diperlukan dan cenderung mulai bangkit selepas dua tahun pandemi virus Covid-19 yang mulai mereda angka jumlah positif dari penderitanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun