Tokoh kharismatik ini memang dikenal ingin terus membagikan ilmu dan pengalamannya kepada generasi muda ia sangat senang jika ada anak muda mau belajar darinya. Di himpun dari berbagai sumber Buya Syafii biasanya selalu mengajak anak muda untuk menemaninya jika berkegiatan kemanapun, jika ingin belajar biasanya Buya Syafii akan membagikan ilmunya atau menemui anak-anak muda yang ingin belajar di Masjid.
4. Memiliki Jiwa Toleransi Yang Kuat
Buya Syafii dikenal sebagai ulama yang cinta damai hal ini terbukti dari seringnya ia berkumpul dengan pemuka agama lainnya di Indonesia, yang bertujuan demi menjaga kerukunan umat beragama di bumi Nusantara. Buya melakukan toleransi dalam hubungan sosial masyarakat dimana dengan adanya pertemuan-pertemuan atau diskusi dengan semua tokoh keagamaan yang ada tentu diharapkan dapat tercipta terus berdamai secara berdampingan tanpa saling menghina maupun mengusik satu sama lain, Buya sangat menghargai perbedaan antar agama dan tidak pernah menjudge kepercayaan yang dianut oleh orang lain.
Tokoh asal Minangkabau tersebut memang gigih dengan menerapkan semangat Pluralisme atau menghargai keberagaman yang ada hal ini sama halnya dengan yang dipakai oleh K.H Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang selalu menekankan Pluralisme.
5. Enggan Terjun Ke Politik Praktis
Pria yang lahir pada tanggal 31 Mei 1935 di Nagari, Calau, Sumpur Kudus, Sumatera Barat tersebut, sangat aktif menyuarakan politik yang damai tanpa kegaduhan yang ditimbulkan oleh sejumlah elite politik yang ada seperti salah satu karibnya yaitu Amien Rais.
Konsistensinya dalam ilmu pengetahuan seperti Sejarah, Keislaman, Politik perlu diapresiasi dan didukung sebab sangat sedikit tokoh yang mau tetap melanjutkan kiprahnya sebagai Cendekiawan Muslim. Sementara banyak diantaranya yang kemudian justru terjun kepada dunia politik praktis. Sebut saja diantaranya seperti Amien Rais dan Din Syamsuddin yang sama-sama pernah menduduki jabatan yang sama seperti Buya Syafii Maarif di Muhammadiyah.
Meskipun tidak turun langsung, Buya Syafii justru tidak tinggal diam dengan tetap menelurkan ide dan pikirannya, dalam mengkritik politik.
Raga Buya Syafii Maarif memang sudah dimakamkan pada hari Jumat di Pemakaman Husnul Khatimah, Kulonprogo, D.I Yogyakarta namun karya-karyanya, semangat dan pikiran-pikiran yang telah beliau hasilkan akan terus menjadi sumber belajar dan menjadi amal jariyah baginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H