(09/04/2022)- Musik bernafaskan religi atau yang berisikan puja dan puji kepada Allah SWT serta shalawat kepada Rasulullah SAW sering diidentikkan dengan bulan suci Ramadan yang datang setahun sekali.
Tren musik religi yang musiman biasanya hadir dengan kemasan yang selalu baru dan jikapun lagu lama biasanya akan dihadirkan dengan tambahan aransemen yang lebih sesuai dengan zaman sekarang.
Indonesia sebagai salah negara dengan populasi penduduk yang mayoritas beragama Islam setiap tahunnya, bisa dikatakan di bulan Ramadan menjadi lahan bisnis tersendiri untuk segmentasi pasar musik religi.
Di tahun 70-80 an berbagai grup seperti Koes Plus dan Bimbo sempat tenar sebagai grup populer yang menembangkan berbagai lagunya yang syarat akan makna dan moral didalamnya. Namun perlu digarisbawahi untuk Koes Plus hanya merilis satu album saja kalau tidak salah saya ingat.
Sementara yang benar-benar aktif hampir setiap tahunnya merilis lagu religi adalah grup Bimbo yang sampai saat ini juga masih populer. Sebut saja diantaranya seperti ada anak bertanya pada bapaknya, sajadah panjang dan lain sebagainya yang tidak lekang oleh zaman.
Selain Bimbo, beberapa musisi lain seperti Almarhum Chrisye, band Gigi, Ungu, Debu , Haddad Alwi, Tompi dan lain sebagainya sampai era tahun 2010-an awal masih terus menghadirkan berbagai musik religi yang laris manis dipasaran.
Namun memasuki tahun 2011 sampai tahun 2016 berbagai musisi luar negeri seperti Maher Zain dengan lagu Insya Allah, dan Humood Alkhuder dengan Kun Anta nya sukses di pasaran musik dunia khususnya di Indonesia.
Berlanjut ke tahun 2017 tren musik religi datang dari grup beraliran Gambus yaitu Sabyan yang populer setelah hadir dengan lagu berjudul " Ya Habibal Qolbi". Yang popularitasnya terus meroket sampai tahun 2019.
Namun di masa pandemi Covid-19 dua tahun silam tren musik yang selalu hadir di bulan Ramadan merosot tajam. Biasanya berbagai lagu religi baru bertebaran baik di media mainstream seperti televisi, maupun platform seperti YouTube, Spotify dan lain sebagainya.