Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rara si "Pawang Hujan", Dihina Netizen Sampai Dipuji Media Asing

27 Maret 2022   11:10 Diperbarui: 27 Maret 2022   11:14 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hakikatnya di masyarakat juga masih banyak yang menggunakan tradisi ini agar tidak turun hujan yang dianggap bisa menganggu jalannya kegiatan. Banyak pula masyarakat Indonesia yang beragama Islam yang menggunakan tradisi in. Cibiran yang diberikan oleh netizen merupakan tindakan bodoh yang sama saja tidak menghargai perbedaan satu sama lain yang dibingkai dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Saya miris melihat ada banyak hujatan kepada Rara Istiati Wulandari,bukan bermaksud membela tradisi yang ia lakukan namun lebih baik untuk menghargai perbedaan yang ada, dan tidak langsung menghujat seenaknya apalagi merasa paling benar dengan mengeluarkan hadits-hadits atau ayat suci Al-Quran padahal mereka sendiri berkomentar kebanyakan melakukan copy paste dari internet.

Jika Rara dihujat dan dianggap sebelah mata oleh sesama warga kita, dan justru dipuji oleh media asing dan warga dunia rasanya kita sebagai warga negara Indonesia juga sudah seharusnya melakukan respon serupa dengan mereka.

Semakin masifnya media sosial dan internet bukan digunakan untuk hal positif namun untuk hal negatif. Di masa sekarang, banyak segala sesuatu yang dahulu dianggap biasa saja pada masa kini justru langsung di cap sebagai perbuatan yang tidak sesuai dengan agama secara terburu-buru tanpa adanya penelitian dan kroscek terlebih dahulu.

Perilaku netizen Indonesia kepada Rara Istiati Wulandari, merupakan potret bahwa negara kita ini dengan mudahnya dipecah belah hanya karena perbedaan padahal para pendiri bangsa sudah bersusah payah menyatukan perbedaan diantara kita. Selain itu, hal tersebut juga bisa dikatakan masih banyaknya generasi muda bangsa Indonesia yang melupakan tradisional dan budaya sendiri dan justru membela habis-habisan budaya luar dari negara lain.

Terlepas dari segala pro-kontra yang menerpanya justru membuat Rara menjadi terkenal dan mendapatkan pundi-pundi Rupiah untuk anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun