Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perang Terus Berkecamuk, Masih Relevankah PBB

6 Maret 2022   07:00 Diperbarui: 6 Maret 2022   07:06 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Guterres/Foto : Ngopibareng.com

Konflik berkepanjangan di Timur Tengah seperti di Suriah, Palestina,Yaman,Arab Saudi merupakan bukti dari adanya pengaruh dari Blok Barat maupun Blok Timur, meskipun keduanya sudah tidak ada lagi semenjak " Perang Dingin" berakhir.

Belum lagi pembunuhan secara paksa dalam invasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke Irak, yang menewaskan pemimpin negara itu Saddam Hussein pada tanggal 30 Desember 2006, merupakan bukti pengaruh negara yang melibas habis Suku  Indian, ketika melakukan penjajahan di wilayah yang sebenarnya bukan ditemukan oleh Colombus tersebut.

Sementara itu, dalam konflik di Suriah baku tembak antara pemerintah dibawah pimpinan Presiden Basyar al-Assad yang berkuasa sejak tahun 2000, di dukung oleh Rusia terus gencar melakukan perlawanan terhadap pasukan pemberontak atau kita lebih mengenalnya sebagai ( ISIS) atau Islamic State of Iraq and Syria. Konflik tersebut sejak tahun 2012 sampai sekarang belum berhasil dihentikan termasuk oleh PBB sendiri.

Palestina merupakan tanggung jawab Amerika Serikat, Inggris dan Israel yang sedari tahun 1948, perlahan menggerus wilayah lahirnya dan tempat dimakamkannya sejumlah Nabi dan Rasul tersebut.

Apakah PBB, mampu menghentikan secara permanen konflik Israel dan Palestina jawabannya tentu tidak, karena PBB dibiayai lebih banyak oleh negara-negara besar selain itu, baik Amerika Serikat maupun Rusia memiliki Hak Veto atau hak istimewa yang bisa digunakan untuk menolak resolusi atau usulan dalam Dewan Keamanan PBB, karena hak tersebut hanya diberikan kepada negara pendiri organisasi ini.

Konflik di Asia

Presiden Korea Selatan Moon Jae In, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un /Foto: Tempo
Presiden Korea Selatan Moon Jae In, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un /Foto: Tempo

Sementara itu, selain di Benua Asia juga terjadi konflik yang hanya diselesaikan dalam gencatan senjata pada tanggal 27 Juli 1953, dan belum sepenuhnya perang berhenti yakni Perang Korea yang melibatkan Amerika Serikat selaku pendukung Korea Selatan, dan Rusia yang mendukung Korea Utara.

Di lain sisi konflik yang sempat berhenti di benua Afrika pada Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, pada akhirnya kini sejumlah negara Afrika terbelah menjadi yang pro pada Amerika Serikat dan yang pro kepada Rusia atau sekutu dari keduanya.

Konflik di Afrika

Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan/Foto: Intisari
Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan/Foto: Intisari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun