Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perang Terus Berkecamuk, Masih Relevankah PBB

6 Maret 2022   07:00 Diperbarui: 6 Maret 2022   07:06 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Korea Selatan Moon Jae In, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un /Foto: Tempo

(06/03/2022)- United Nations atau ( Perserikatan Bangsa-bangsa) merupakan sebuah wadah berkumpulnya seluruh negara-negara di dunia yang bertujuan menjaga, mengakui dan melindungi dari ancaman perang,invasi, aneksasi dan lain sebagainya melalui pengakuan secara de facto dan de jure.

Kehadiran PBB sejak tahun 1945, dirasa sudah tidak memiliki relevansi nya lagi dikarenakan semakin jelasnya kepentingan dari negara-negara adidaya yang semakin hari makin menjadi-jadi menancapkan pengaruhnya pada organisasi yang bermarkas di New York, Amerika Serikat tersebut.

Dalam organisasi yang sudah berdiri selama 77 tahun tersebut, pada realitanya hanya benar-benar berfungsi dengan baik di awal-awal berdirinya kira-kira sampai tahun 1996 PBB, masih bisa dikatakan berhasil menekan perang dan konflik meskipun banyak korban jiwa dan konflik sulit mereda.

Kepentingan Rusia dan Amerika Serikat

Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden/Foto: CNBC Indonesia
Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden/Foto: CNBC Indonesia

Saya melihat berbagai konflik ataupun perang tiada henti saling bergantian hadir di berbagai penjuru dunia, mayoritas diantaranya didalangi oleh Amerika Serikat beserta para sekutunya yang tergabung di dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( NATO).

Dibandingkan dengan Rusia saya rasa selepas runtuhnya Uni Soviet, Rusia justru mulai mengurangi singgungan dengan sejumlah negara yang dulu sempat menjadi wilayahnya, Rusia baru bersikap keras kepada negara tetangganya yang paling dekat seperti Ukraina.

Meskipun Rusia juga sering ikut campur tangan dalam konflik di timur tengah. Kendati demikian, Amerika Serikat, selepas Perang Dunia II, dari tadinya yang tidak diperhitungkan berubah menjadi negara adidaya bersama Soviet. Jika saja Jepang tidak hanya menyerang Pearl Harbour, namun juga menyerang Washington DC , tentunya saya jamin Amerika Serikat tidak akan menjadi sebesar seperti saat ini.

Konflik Timur Tengah

Mantan Presiden Irak Saddam Husein /Foto: Merdeka.com
Mantan Presiden Irak Saddam Husein /Foto: Merdeka.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun