Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Shalat 5 Waktu: Bukti Cinta Rasulullah Saw Pada Umatnya, dalam Peristiwa Isra dan Mi'raj

27 Februari 2022   06:19 Diperbarui: 27 Februari 2022   06:22 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(27/02/2022)- Tahun ini peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw akan jatuh pada hari Senin (28/02/2022). Seperti kita ketahui bersama, Rasulullah Saw memang paling banyak jumlah umatnya karena terus bertambah sejak dahulu sampai hari akhir tiba.

Kecintaan Nabi Muhammad kepada kita umatnya memang tidak bisa di nilai dengan uang dan harta, kecintaannya ini tentu karena junjungan kita ini ingin sekali bahwa kita selaku umatnya menjauhi segala larangan Allah SWT, dan melakukan apa yang diperintahkan oleh-Nya.

Peristiwa Isra Mi'raj, yang terjadi kepada kekasih Allah, yakni Muhammad bin Abdullah merupakan mukjizat dan pembeda Rasulullah Saw, dengan para nabi dan Rasul yang lainnya.

Meskipun demikian, kita juga tidak boleh menjelek-jelekkan nabi dan rasul terdahulu yang juga memiliki peran penting dalam dakwahnya sesuai dengan zamannya pada saat itu. Kita yang termasuk umat terbanyak jangan merasa paling sombong dan jumawa karena semua umat nabi dan rasul mempunyai keunggulan masing-masing.

Yang patut saya banggakan dan syukuri mempunyai Junjungan seperti Rasulullah Saw, adalah karena beliau tidak menyulitkan orang yang mengasuhnya. 

Sebelum ia dilahirkan oleh ibunya Siti Aminah, sang ayah Abdullah bin Abdul Muthalib sudah berpulang terlebih dahulu ke Allah SWT. Akibatnya, ia tidak pernah berjumpa dengan sang ayah, ibunya sendiri meninggal pada usia beliau yang baru menginjak 6 tahun, kala itu ia dan ibunya akan berziarah ke makam ayah Rasulullah Saw, namun, justru Siti Aminah justru wafat di Abwa.

Pada akhirnya Rasulullah Saw, diasuh oleh Kakeknya Abdul Muthalib dan kemudian oleh Pamannya Abu Thalib sampai beranjak dewasa.

Sebenarnya Rasulullah Saw sudah memancarkan keistimewaan sejak sebelum kelahirannya di dunia, hal ini seperti kita tahu dari penyebutan tahun kelahirannya yakni tahun Gajah, dimana seseorang bernama Abrahah ingin sekali menghancurkan Kabbah dan iya kemudian, membangun sebuh bangunan agar orang-orang bisa berpaling dari Kabbah; pada akhirnya Kabbah tetap kokoh dan Allah memerintahkan agar burung Ababil menjatuhkan batu dari neraka kepada pasukan Abrahah, yang kemudian diabadikan oleh Allah SWT, dalam Surah Al Fill.

Selain itu, selama dua tahun diasuh oleh Halimatus Sadiyah,ibu persusuan nabi, Halimatus justru dari yang awalnya serba kesulitan justru semenjak mengasuh anak yatim piatu tersebut keberkahan dan kesejahteraan diraihnya terus menerus. Namun suatu ketika ada suatu peristiwa pembelahan dada Muhammad kecil saat bermain bersama anak dari Halimatus, oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah Swt, namun ibu persusuan nabi ini mengira bahwa Rasulullah kecil akan diculik eh orang yang tidak dikenal maka akhirnya dikembalikan ke keluarganya.

Kembali kepada Isra Mi'raj dimana Rasulullah harus pergi menemui Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, di Sidratul Muntaha pada 27 Rajab maka Rasulullah pun, dengan sekejap dari Masjidil Haram di Mekkah terus ke Masjidil Aqsa di Palestina, sampai akhirnya terbang ke langit ketujuh menggunakan Kuda Surga atau Buraq, para nabi di setiap tingkatan langit menyapanya. Beliau ditemani oleh Malaikat Jibril, saat melewati tingkat demi tingkatan langit. 

Sebelumnya, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw, agar menyampaikan kepada kita kepada umatnya untuk menunaikan ibadah Shalat sebanyak 50 waktu. Namun, salah seorang nabi di langit yaitu Nabi Musa As, meminta agar Rasulullah Saw, kembali kepada Allah, meminta keringanan jumlah waktu Shalat, karena dirasa akan memberatkan kepada kita selaku umatnya, tawar menawar demi meringankan kita umatnya terus dilakukan oleh Rasulullah Saw, dan akhirnya kita diberikan kewajiban sebagai umat Islam untuk menjalankan Shalat sebanyak lima waktu yaitu, Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. 

Bahkan Nabi Muhammad Saw, juga diberikan dua minuman dalam sebuah cawan ia diberikan susu dan khamar lantas Rasulullah memilih susu, selain itu, ia juga sambangi oleh sekelompok Malaikat untuk menganjurkan kita sebagai umatnya untuk melakukan pengobatan Bekam.

Berikut salah satu hadits dari Imam Bukhari, mengenai percakapan antara Nabi Muhammad Saw, dan Nabi Musa As.

"Saat aku kembali (turun) hingga menjumpai Musa, ia bertanya: "Apa yang engkau bawa?" Kujawab: "Aku diwajibkan lima puluh salat". Ia berkata: "Aku lebih mengetahui manusia daripadamu. Aku telah berurusan dengan Bani Israil dengan urusan yang sulit. Dan sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Maka kembalilah kepada Tuhanmu, kemudian mintalah (keringanan) kepada-Nya."

"Oleh karena itu, aku kembali. Aku pun meminta (keringanan) kepadanya sehingga Dia menjadikannya empat puluh. Kemudian seperti tadi (ketika bertemu Musa), lalu tiga puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan dua puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan sepuluh. Ketika aku bertemu Musa, ia berkata seperti tadi. Dia pun menjadikannya lima.

"Tatkala aku bertemu Musa, ia berkata: "Apa yang engkau bawa?" Begitu kujawab: "Dia jadikan lima", ia (masih) berkata seperti tadi. Maka aku katakan: "Aku berserah diri dengan baik", sehingga diserukanlah: "Sesungguhnya Aku (Allah) telah menetapkan kewajiban-Ku serta meringankan hamba-Ku, dan Aku akan memberi pahala kebajikan sepuluh kalinya." (HR. Bukhari).

Jika saja Rasulullah Saw, tidak menuruti Nabi Musa As, mungkin kita sebagai umatnya akan menjalani perintah sebanyak 50 waktu untuk beribadah yang akan menyulitkan kita sebagai umatnya. Selain itu, dari sini juga kita patut mengapresiasi sekaligus mencintai pemberi syafaat kelak bagi kita semua di akhirat kelak karena Rasulullah mau melakukan tawar menawar waktu Shalat bagi kita umatnya.

Sudah seharusnya kita selaku umatnya juga harus mencintai Rasulullah Saw, selaku suri tauladan bagi kita umatnya, perilakunya yang indah dan tidak dimiliki oleh manusia manapun memang membuatnya terpilih menjadi kekasih Allah SWT,yang paling dicintai dan mendapatkan keistimewaan paling tinggi dari manusia lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun