Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Shalat 5 Waktu: Bukti Cinta Rasulullah Saw Pada Umatnya, dalam Peristiwa Isra dan Mi'raj

27 Februari 2022   06:19 Diperbarui: 27 Februari 2022   06:22 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaligrafi nama Nabi Muhammad Saw/ Foto: Kumparan

Sebelumnya, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw, agar menyampaikan kepada kita kepada umatnya untuk menunaikan ibadah Shalat sebanyak 50 waktu. Namun, salah seorang nabi di langit yaitu Nabi Musa As, meminta agar Rasulullah Saw, kembali kepada Allah, meminta keringanan jumlah waktu Shalat, karena dirasa akan memberatkan kepada kita selaku umatnya, tawar menawar demi meringankan kita umatnya terus dilakukan oleh Rasulullah Saw, dan akhirnya kita diberikan kewajiban sebagai umat Islam untuk menjalankan Shalat sebanyak lima waktu yaitu, Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. 

Bahkan Nabi Muhammad Saw, juga diberikan dua minuman dalam sebuah cawan ia diberikan susu dan khamar lantas Rasulullah memilih susu, selain itu, ia juga sambangi oleh sekelompok Malaikat untuk menganjurkan kita sebagai umatnya untuk melakukan pengobatan Bekam.

Berikut salah satu hadits dari Imam Bukhari, mengenai percakapan antara Nabi Muhammad Saw, dan Nabi Musa As.

"Saat aku kembali (turun) hingga menjumpai Musa, ia bertanya: "Apa yang engkau bawa?" Kujawab: "Aku diwajibkan lima puluh salat". Ia berkata: "Aku lebih mengetahui manusia daripadamu. Aku telah berurusan dengan Bani Israil dengan urusan yang sulit. Dan sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Maka kembalilah kepada Tuhanmu, kemudian mintalah (keringanan) kepada-Nya."

"Oleh karena itu, aku kembali. Aku pun meminta (keringanan) kepadanya sehingga Dia menjadikannya empat puluh. Kemudian seperti tadi (ketika bertemu Musa), lalu tiga puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan dua puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan sepuluh. Ketika aku bertemu Musa, ia berkata seperti tadi. Dia pun menjadikannya lima.

"Tatkala aku bertemu Musa, ia berkata: "Apa yang engkau bawa?" Begitu kujawab: "Dia jadikan lima", ia (masih) berkata seperti tadi. Maka aku katakan: "Aku berserah diri dengan baik", sehingga diserukanlah: "Sesungguhnya Aku (Allah) telah menetapkan kewajiban-Ku serta meringankan hamba-Ku, dan Aku akan memberi pahala kebajikan sepuluh kalinya." (HR. Bukhari).

Jika saja Rasulullah Saw, tidak menuruti Nabi Musa As, mungkin kita sebagai umatnya akan menjalani perintah sebanyak 50 waktu untuk beribadah yang akan menyulitkan kita sebagai umatnya. Selain itu, dari sini juga kita patut mengapresiasi sekaligus mencintai pemberi syafaat kelak bagi kita semua di akhirat kelak karena Rasulullah mau melakukan tawar menawar waktu Shalat bagi kita umatnya.

Sudah seharusnya kita selaku umatnya juga harus mencintai Rasulullah Saw, selaku suri tauladan bagi kita umatnya, perilakunya yang indah dan tidak dimiliki oleh manusia manapun memang membuatnya terpilih menjadi kekasih Allah SWT,yang paling dicintai dan mendapatkan keistimewaan paling tinggi dari manusia lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun