(24/02/2022)-Â Konflik berkepanjangan antara Rusia dan tetangganya Ukraina, pada akhirnya berujung kepada operasi militer yang secara terpaksa di lakukan oleh negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut.
Sejumlah ledakan dan serangan telah dilakukan oleh Rusia sejak tadi malam bukan hanya di wilayah perbatasan yang dekat dengan Rusia, namun juga serangan dilakukan ke ibukota Ukraina, Kiev.
Sebelumnya Putin enggan melakukan serangan karena ingin menyelesaikannya dengan cara diplomasi namun, dikarenakan adanya tekanan dan tuduhan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang secara terang-terangan mendukung Ukraina, yang kemudian diikuti Inggris dan Kanada yang turut campur mengirimkan alutsista ke Kiev.
 Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk melakukan pengamanan wilayah teritorial Rusia dan negara tetangganya seperti kita ketahui sejak merdeka tahun 1991 beberapa Presiden  Ukraina sering berpihak dengan Rusia namun kali ini, Volodymyr Zelensky, justru lebih dekat dengan Pertahanan Atlantik Utara ( NATO) dan berencana masuk sebagai anggotanya.
Biden dan NATO, bahkan sempat mengungkapkan secara terbuka bahwa bisa saja Rusia melakukan invasi pada tanggal 16 Februari 2022. Namun, hal ini tidak terbukti bahkan Amerika Serikat menyebutkan bisa saja serangan dilakukan oleh negeri asal Beruang Merah tersebut saat Olimpiade Beijing 2022, namun hal ini juga tidak terjadi sampai Closing Ceremony Olimpiade Beijing 2022 pada tanggal 20 Februari yang lalu, di Stadion Nasional Beijing berjalan lancar tanpa hambatan ditengah protes Biden pada Beijing.
Pada akhirnya Ukraina ingin berdamai di satu sisi Presiden Volodymyr, juga menyampaikan ia tetap melakukan kritikan sekaligus upaya penyerangan pada Rusia. Saya sendiri bingung dengan perilaku labil dari presiden tersebut yang terkesan plin-plan dalam menetapkan keputusan sehingga karenanya bisa saja Ukraina langsung di Invasi besar-besaran.
Bahkan presiden yang juga mantan aktor sekaligus menulis skenario ini juga sempat menelepon Putin ditengah memanasnya situasi.
"Saya berinisiatif menelepon Presiden Rusia (Vladimir Putin). Hasilnya: diam," kata Zelensky dalam pidatonya dikutip AFP, via CNN Indonesia Rabu (23/2).
Selain itu, Rusia sebelumnya juga secara resmi mengakui dua wilayah Ukraina sebagai negara merdeka yaitu Luhansk, Donetsk dimana wilayah tersebut memang dikuasai oleh kelompok separatis pendukung Rusia.