Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penjurusan SMA Dihapus: Kini Penjurusan Hanya Kenangan

12 Februari 2022   20:36 Diperbarui: 12 Februari 2022   20:56 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendikbud Nadiem Makarim/ Foto: Tempo.co

(12/02/2022)- Menteri Pendidikan Kebudayaan, Badan Riset Inovasi dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim secara resmi menyebut bahwa penjurusan di jenjang Sekolah Menengah Atas ( SMA) dihapuskan artinya jurusan seperti Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( MIPA), Ilmu-ilmu Sosial ( IIS) dan Bahasa tidak akan kita jumpai lagi di semua jenjang putih abu tersebut karena sudah resmi dihapuskan.

Ilustrasi penjurusan di SMA/ Foto: Campuspedia
Ilustrasi penjurusan di SMA/ Foto: Campuspedia


"Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan,"Ujar Mendikbud Nadiem Makarim saat peluncuran Kurikulum Merdeka dan Merdeka Mengajar hari Jumat (11/02/2022).

Mas menteri beralasan hal ini dilakukan untuk menghapus stigma sekaligus  anggapan pemaksaan anak untuk masuk ke jurusan-jurusan tertentu sebagai ajang gengsi dan merendahkan jurusan lain.

Tentunya hal ini memang diperlukan agar semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama di sekolah tanpa adanya unsur diskriminatif dan pandangan buruk pada siswa-siswi yang berada dalam jurusan tertentu. 

Kurikulum Merdeka/ Foto: Medcom.id
Kurikulum Merdeka/ Foto: Medcom.id

 Sebelumnya Nadiem Makarim sempat menyinggung kurikulum prototipe pada akhir tahun 2021, sekolah diperbolehkan untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kemampuan dan tidak memaksa untuk menggunakan kurikulum prototipe.

Hal ini dilakukan oleh Kemdikbud dengan tujuan sinergi dengan program kampus merdeka yang sudah digaungkan pada tahun 2019 silam. 

Tujuannya tentu sama seperti perguruan tinggi agar para siswa bisa terbiasanya nantinya dengan program kampus merdeka.

Kurikulum Merdeka ini diluncurkan demi kemajuan dunia pendidikan tanah air agar  bisa bersaing dengan para pelajar dari negara lain.

Ilustrasi Merdeka Belajar/ Foto: Sekretariat Kabinet
Ilustrasi Merdeka Belajar/ Foto: Sekretariat Kabinet

 Hadirnya kurikulum ini memang akan dilakukan secara bertahap dan tujuan utamanya adalah agar para siswa dan siswi jenjang SMA bisa mandiri memilih sendiri mata pelajaran yang disukai olehnya pada saat dua tahun terakhir masa sekolahnya.

Meskipun demikian namun kebijakan ini bisa saja dipaksakan lambat laun karena seperti kita ketahui bersama, masa jabatan Mendikbud akan berakhir pada tahun 2024 mendatang. 

Biasanya, setiap pergantian menteri maka akan terjadi pergantian kebijakan yang membuat pendidikan Indonesia terus tertinggal dan berhenti di tengah jalan akibat pergantian kebijakan.

Dibalik sisi positif penghapusan penjurusan tentunya kita akan sedih pula karena kenangan mengenai gengsi antar jurusan seperti konflik IPA dan IPS tidak akan pernah terulang kembali.

 Biasanya siswa dan siswi yang merasa paling pintar selalu memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) sementara itu siswa dan siswi yang memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS) sering dicap sebagai buangan atau tidak mampu bersaing dengan IPA padahal baik IPA maupun IPS memiliki kedudukan yang setara. Jurusan yang paling aman dan paling puitis adalah jurusan Bahasa entah mengapa jurusan ini sangat sepi peminat bahkan sejumlah SMA sudah sejak lama menghapus jurusan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun