Hadirnya kurikulum ini memang akan dilakukan secara bertahap dan tujuan utamanya adalah agar para siswa dan siswi jenjang SMA bisa mandiri memilih sendiri mata pelajaran yang disukai olehnya pada saat dua tahun terakhir masa sekolahnya.
Meskipun demikian namun kebijakan ini bisa saja dipaksakan lambat laun karena seperti kita ketahui bersama, masa jabatan Mendikbud akan berakhir pada tahun 2024 mendatang.Â
Biasanya, setiap pergantian menteri maka akan terjadi pergantian kebijakan yang membuat pendidikan Indonesia terus tertinggal dan berhenti di tengah jalan akibat pergantian kebijakan.
Dibalik sisi positif penghapusan penjurusan tentunya kita akan sedih pula karena kenangan mengenai gengsi antar jurusan seperti konflik IPA dan IPS tidak akan pernah terulang kembali.
 Biasanya siswa dan siswi yang merasa paling pintar selalu memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) sementara itu siswa dan siswi yang memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS) sering dicap sebagai buangan atau tidak mampu bersaing dengan IPA padahal baik IPA maupun IPS memiliki kedudukan yang setara. Jurusan yang paling aman dan paling puitis adalah jurusan Bahasa entah mengapa jurusan ini sangat sepi peminat bahkan sejumlah SMA sudah sejak lama menghapus jurusan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H