(1/02/2022)- Bahasa daerah dan bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa yang harus dijaga, digunakan dan , dihormati oleh kita sebagai penduduk bangsa ini.
Bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh negara kita ratusan bahkan ribuan bahasa yang tersebar di setiap suku dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada tanah Nusantara.
Sementara bahasa Indonesia dibentuk dari bahasa Melayu pada Sumpah Pemuda tahun 1928 untuk menyatukan perbedaan bahasa demi mempermudah perlawanan dan persatuan melawan kolonialisme.
Bahasa Daerah dan Indonesia Tergerus oleh Bahasa Asing
Berbagai bahasa daerah di Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan. Sejumlah bahasa ada yang punah atau tidak digunakan lagi oleh seorang pun tentunya, hal ini miris mengingat bahasa daerah merupakan aset bangsa yang tidak ternilai harganya.
Hal ini diakibatkan oleh adanya penggunaan bahasa asing yang semakin masif baik secara luring maupun daring, dengan dalih si anak atau orangtua bisa berbahasa Inggris dan bisa disejajarkan dengan anak-anak luar negeri.
Akibat adanya penggunaan bahasa Inggris dan sejumlah asing inilah sebagian orangtua sering beranggapan bahasa daerah dan bahasa Indonesia tidak penting dan ketinggalan zaman dan memilih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.
Presiden Gunakan Bahasa Indonesia Kepada Dunia, Dan Pentingnya Peningkatan Mulok
Meskipun saat ini Presiden Jokowi sering menggunakan bahasa Indonesia, dalam sejumlah pertemuan dengan negara- negara dunia mantan Wali Kota Solo ini sengaja menggunakan bahasa Indonesia ketimbang bahasa Inggris. Alasannya tentu agar penggunaan bahasa Indonesia jauh lebih masif dan banyak dituturkan di negara lain bukan hanya di Indonesia.
Tentunya hal ini merupakan hal positif yang ditampilkan oleh ayah dari Gibran Rakabuming Raka. Â Presiden saja maupun menggunakan bahasa kita dalam setiap rapat di berbagai forum dunia, kenapa kita sebagai warganya tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dan lebih menggunakan bahasa asing dan membanggakannya.
Tidak hanya itu, sebetulnya sudah sejak lama Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Badan Riset dan Inovasi Nasional sudah menerapkan bahasa daerah dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok) dimana pada mulok ini, para guru dituntut untuk bisa mengajarkan bahasa daerahnya, tingkatan bahasa sampai kesenian dan tradisi di daerah setempat dengan menggunakan penuturan bahasa daerah.
Mulok memiliki peranan penting dalam proses pengenalan anak kepada bahasa daerahnya sendiri dengan adanya ini memang diharapkan semua generasi penerus tetap bisa dan lancar menggunakan bahasa ibunya masing-masing.
Orang Asing Lebih Senang Gunakan Bahasa Indonesia dan Daerah
Sejumlah turis asing misalnya dari Inggris,Korea Selatan, India dan lain sebagainya memang menggunakan bahasa asal negaranya. Â Namun seringkali kali kita jumpai sejumlah wisatawan mancanegara yang mau belajar bahasa Indonesia bahkan bahasa daerah sebut saja Jeong Hansol youTubers asal negeri ginseng yang sudah fasih berbahasa Indonesia.
 Ulama kondang Syekh Ali Jaber,aktris Raline Shah dan Cinta Laura awalnya tidak fasih bahasa Indonesia namun mereka bisa fasih akibat belajar dan menggunakan bahasa Indonesia dalam aktivitas sehari-hari.
Tidak hanya itu, sejumlah bule ini juga ada yang fasih berbahasa daerah misalnya bahasa Jawa. Joel Grant merupakan seorang warga negara Australia yang tinggal di Yogyakarta ia kemudian belajar bahasa Jawa dan sangat lancar. Ada juga Theo bule asal Belanda yang cukup fasih berbahasa Sunda.
Bahasa Indonesia, Daerah dan Asing Penting Namun Perlu Seimbang Penggunaannya
Baik bahasa Indonesia, daerah maupun bahasa asing merupakan hal yang penting untuk dipelajari maupun digunakan. Berbagai platform digital pada hari ini sudah banyak yang menyediakan pembelajaran bahasa daerah, Indonesia maupun bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Korea, Jerman, Prancis, dan Arab sudah banyak ditemukan di negara kita.
Penggunaan ketiga bahasa ini secara seimbang merupakan cara yang paling efektif agar kita bisa bersaing secara global. Harapannya jika bahasa Indonesia maupun daerah digunakan oleh banyak penutur tentunya tidak akan punah di kemudian hari.
Tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia harus lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia maupun daerah dan sesekali menggunakan bahasa asing. Dan justru kitalah yang seharusnya mengajarkan bahasa asli dan bahasa yang kita pakai sehari-hari ini kepada para wisatawan mancanegara yang datang dan menetap di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H