Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Masyarakat Indonesia Suka Meremehkan Sejarah?

20 Januari 2022   08:28 Diperbarui: 20 Januari 2022   08:28 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pribumi yang dijajah oleh Belanda/ Foto: Litbang Kemendagri

(20/01/2022)- Sejarah merupakan sebuah rumpun ilmu yang berfokus pada penelitian peristiwa masa lampau yang disusun melalui sebuah proses penelitian yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi.

Dari sejarah itu sendiri kita dapat mengetahui keadaan sosial, politik,budaya, kesenian masyarakat masa lampau sampai perkembangannya hari ini dan relevansinya untuk masa yang akan datang.

Sejarah secara etimologi berada dari bahasa Arab dari kata syajarah yang memiliki arti secara harfiah pohon kehidupan, akar, keturunan maupun serta asal-usul.  Menurut Tamburaka (1999) dalam Sulasman Metodologi Penelitian Sejarah (2014:17) Herodutos sebagai " Bapak Sejarah", memiliki pandang bahwa sejarah tidak memiliki kearah depan, tidak memiliki tujuan yang pasti dan dan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya keadaan manusia.

Sementara  itu sejarawan muslim Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah menjelaskan bahwa sejarah merupakan sebuah catatan mengenai manusia dan peradabannya serta perkembangan pada saat itu.

Di lain sisi politikus, negarawan sekaligus mantan Menteri era Orde Lama Roeslan Abdulgani (1964:174 ) mendefinisikan sejarah sebagai ilmu yang yang meneliti sekaligus menyelidiki secara sistematis dan menyeluruh mengenai perkembangan masyarakat pada masa lalu, beserta dengan segala kejadian yang tujuannya untuk melakukan penilaian secara kritis sebagai pedoman pada masa sekarang.

Baru-baru ini pemerintah menetapkan bahwa nama ibukota baru Indonesia bernama " Nusantara" yang dianggap dapat digunakan sebab sudah digunakan pada masa Kerajaan Majapahit oleh Patih Gajah Mada, selain itu menurut sejarah Muhammad Sarif berasal dari sebuah toponimi di era Kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke-13, di sisi lain sejarawan sekaligus pegiat sejarah JJ Rizal beranggapan bahwa Nusantara berkaitan erat dengan Jawa sentris.

Ilustrasi pribumi yang dijajah oleh Belanda/ Foto: Litbang Kemendagri
Ilustrasi pribumi yang dijajah oleh Belanda/ Foto: Litbang Kemendagri


Polemik antara pemerintah dan sejarawan ini akhirnya membuat masyarakat bahwa sejarawan menghalangi majunya sebuah negara termasuk perkembangan pembangunan ibukota baru.


Lantas apa faktor penyebab sebagian masyarakat Indonesia menganggap sejarah itu tidak penting?

1. Cara Mengajar Membosankan

Pelajaran sejarah sudah ada dalam kurikulum sekolah dasar, sampai sekolah menengah atas. Tujuannya adalah agar generasi muda bisa mengetahui sejarah bangsanya sendiri, serta diharapkan  meningkatkan jiwa nasionalisme sejak dini.
Cara mengajar guru-guru disekolah bisa dikatakan sebagai salah satu faktor penyebab anak-anak di Indonesia pada khususnya, teknik mengajar yang terlalu monoton menggunakan buku cetak, tanpa menggunakan teknologi kekinian membuat murid enggan belajar sejarah dan menganggapnya sebagai pelajaran yang membosankan dan menyulitkan.

Tentunya hal ini merupakan tanggungjawab Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Badan Riset, Teknologi dan Inovasi serta semua tenaga pendidik untuk bersama-sama membuat kurikulum dan cara mengajar yang mengasyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun