Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gempa Bumi 6,6 SR Guncang Banten dan Pentingnya Mitigasi Bencana

14 Januari 2022   19:31 Diperbarui: 16 Januari 2022   19:10 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gempa bumi/Foto: Gatra

(14/01/2022)- Gempa magnitudo 6,7 SR mengguncang Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten pukul 16.49 pusat gempa terjadi di  7.03 LS- 105.25 BT dengan jarak 52 km Barat Daya dan kedalaman 10 km.

Wilayah Banten terkhusus Kecamatan Sumur merupakan salah satu wilayah rawan bencana yang perlu diwaspadai dan diperhatikan oleh pemerintah setempat agar meminimalisir korban jiwa dan kerugian material yang besar.

Letak geografis Indonesia yang berada di lingkaran cincin api atau ring of fire serta berada di Lempeng Asia Pasifik yang merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik lainnya yaitu Lempeng Indo- Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.

Sebelumnya wilayah provinsi paling barat di Pulau Jawa ini sempat dilanda bencana gempa bumi sebesar 6,1 SR pada 23 Januari 2018  yang mengguncang Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak Banten. Gempa disertai Tsunami pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Gunung Anak Krakatau juga terjadi di pesisir pantai Banten mengakibatkan 426  korban jiwa tewas, 7.202 luka-luka dan sisanya hilang.

Satu jam kemudian  pukul 16.49 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) melalui website resminya mengkoreksi besaran guncangan gempa 6,7 SR yang terjadi pada hari ini Jumat (14/01/2022).

Besaran gempa diubah menjadi 5,7 SR dengan jarak 54 km Kecamatan Sumur, Banten. Sampai saat ini pendataan oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang tengah dilakukan untuk mendata jumlah korban jiwa, luka-luka dan kerusakan sejumlah bangunan dan infrastruktur.

Ilustrasi gempa bumi/Foto: Media Indonesia
Ilustrasi gempa bumi/Foto: Media Indonesia


Menurut Bupati Pandeglang Irna Narulita menyebut sekitar lima rumah rusak, dua korban luka ibu dan anak tertimpa reruntuhan bangunan dan lima kecamatan terdampak oleh  gempa tersebut.

"Dapat laporan dari kecamatan, ada lima rumah yang roboh" saat di wawancarai oleh sejumlah pewarta." Irna juga menjelaskan bahwa bantuan akan segera diberikan setelah proses pendataan selesai dilakukan.

Lantas apa langkah mitigasi bencana yang perlu dilakukan saat terjadinya gempa bumi?

Ilustrasi mitigasi bencana/Foto: LIPI
Ilustrasi mitigasi bencana/Foto: LIPI


1. Berdoa dan Berlindung di Tempat Aman

Peristiwa gempa bumi dan sejumlah bencana lain memang tidak bisa diketahui secara pasti kapan akan terjadinya, lembaga pemerintahan seperti BMKG, PVMBG dan lain sebagainya hanya bisa memprediksinya.

Pertama berdoa tentunya langkah ini perlu dilakukan agar senantiasa dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa, selama melakukan doa secara beriringan mencari tempat berlindung yang aman seperti meja yang kuat, lahan kosong seperti lapangan.

2. Tetap Tenang


Bencana yang datangnya tiba-tiba sering mengakibatkan adanya kebingungan dan ketidaktentuan serta membuat masyarakat menjadi tidak tenang. Sebaiknya jika terjadi gempa bumi tetap tenang dengan berlindung sembari menarik napas seperti melakukan olahraga agar terasa lebih tenang.

3. Ikuti Perkembangan Informasi Yang Valid
Ditengah kacaunya masyarakat akibat bencana sejumlah pihak sering membuat kegaduhan sehingga masyarakat menjadi ketakutan dan sulit percaya mengenai perkembangan informasi bencana.

Langkahnya yaitu masyarakat sebaiknya mencari informasi resmi yang dikeluarkan oleh BMKG, pemerintah daerah setempat dan berbagai stasiun televisi dan portal media online maupun cetak yang terpercaya.

4. Hindari Daerah Pesisir Pantai dan Gunung Berapi

Gempa bumi terbagi menjadi gempa vulkanik dan tektonik jika berada di wilayah pantai dan pesisir saat gempa segera jauhi tempat tersebut dan mencari tempat yang relatif tinggi dari bibir pantai agar tidak terkena terjangan tsunami.

Sementara itu, jika gempa terjadi di sekitar kaki dan lereng gunung sebaiknya segera melakukan persiapan untuk mengungsi ke tempat evakuasi karena biasanya akan disertai dengan letusan yang bisa saja memuntahkan lava dan lahar dingin.

5. Jangan Dirikan Hunian / Pemukiman di Daerah Rawan Bencana

Keindahan pesisir pantai dan gunung berapi memang sering membuat siapa saja yang melihatnya terhipnotis dan tidak jarang membuat pemukiman di daerah rawan bencana tersebut.

Sebaiknya hindari membuat hunian bahkan pemukiman padat disekitar wilayah tersebut demi keselamatan dan kepentingan bersama.

6. Ikuti Simulasi Mitigasi Bencana Alam

Untuk meminimalisir kerugian dan dampak yang ditimbulkannya pemerintah melalui Badan Nasional  Penanggulangan  Bencana (BNPB) sering mengadakan simulasi mitigasi bencana khususnya di daerah rawan akan bencana alam.

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD). Dengan adanya simulasi ini diharapkan jika terjadi bencana alam dapat mengurangi resiko korban jiwa dan kerugian yang besar serta agar masyarakat paham dan mudah saat dilakukan proses evakuasi nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun