 Pada awal akuisisi oleh Facebook pada tahun 2014 silam keduanya masih berada dalam daftar orang yang berada di dalam pucuk pimpinan perusahaan berlogo telepon tersebut.
Acton dan Koum secara berturut-turut hengkang dari perusahaan tersebut meskipun mereka pada awalnya setuju saat akuisisi WhatsApp, senilai 22 miliar USD.
Alasannya adalah karena data pengguna sangat rentan untuk digunakan baik oleh Facebook ataupun oleh pihak ketiga.
Pertanyaannya perubahan nama Facebook menjadi Meta apakah akan berdampak pada peningkatan keamanan data?
Seperti kita ketahui bersama Facebook sendiri, sering kali kecolongan dalam mengamankan data para penggunanya yang sangat banyak.Â
Apalagi selepas akuisisi WhatsApp, Instagram dan sejumlah anak usahanya memang sering diintegrasikan agar bisa terhubung dengan semua layanan asal Facebook Inc.
Pergantian nama menjadi Meta dianggap okeh Zuckerberg sebagai langkah nyata untuk mendukung perusahaan yang didirikannya agar tidak hanya fokus pada platform media sosial semata.Â
Meta sendiri diambil dari Metaverse yang mengartikan tidak terbatas.Â
Meta sendiri sudah resmi digunakan pada tanggal 28 Oktober 2021 dalam rapat tahunan Connect dan diperkenalkan oleh pendirinya.
Selang beberapa hari selepas rebranding atau pergantian nama dua mantan karyawan Facebook yaitu Frances Haugen, dan Sophie Zhang mengkritik habis-habisan perubahan nama tersebut hanya akal-akalan semata sebab data para pengguna saat ini menurutnya sangat tidak aman.
Bahkan Haugen berkata selama Mark Zuckerberg, masih berada di perusahaan tersebut tidak akan ada perubahan yang berarti. Menurutnya Zuckerberg harus keluar dari Meta Platform Inc.
