Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Belajar di Museum bagi Generasi Muda

9 Oktober 2021   21:58 Diperbarui: 9 Oktober 2021   22:09 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Utama Gedung Merdeka, Foto: Muhamad Iqbal Al Hilal

(09/10/2021) - Museum selama ini dikenal oleh masyarakat baik tua atau muda sebagai tempat yang membosankan dan justru terkadang dianggap sebagai tempat angker.

Potret seperti ini pada zaman sekarang masih ditemui pada sejumlah museum, meskipun demikian, upaya menarik atau menjaring agar generasi muda khususnya mau berkunjung ke museum pun dibuat oleh pengelola museum.

Berbagai sarana dan tampilan modern untuk menghilangkan kesan membosankan, angker dan lain sebagainya coba dihilangkan oleh pengelola museum beserta pihak terkait.

Berbagai museum pun kini sudah dilengkapi teknologi maju sebut saja diantaranya Museum Nasional, Museum Konperensi Asia-Afrika, Museum Sumpah Pemuda, Museum Gedung Sate, Museum Geologi, Museum Sri Baduga, Monumen Nasional, Galeri wayang dan lain- lain.

Museum Prasasti, Foto: Yayasan Mitra Museum Jakarta
Museum Prasasti, Foto: Yayasan Mitra Museum Jakarta

Teknologi touchscreen atau layar sentuh di berbagai sudut museum sudah disediakan untuk para pengunjung yang datang, agar pengunjung bisa mengetahui sejarah yang ada di dalam museum tanpa harus terus-menerus di dampingi Edukator atau Tour guide.

Ruang Utama Gedung Merdeka, Foto: Muhamad Iqbal Al Hilal
Ruang Utama Gedung Merdeka, Foto: Muhamad Iqbal Al Hilal

Virus covid-19 yang melanda seluruh penjuru dunia pada akhirnya membuat museum pun harus beradaptasi dengan keadaan yang tidak pasti ini. Berbagai museum akhirnya mengambil opsi virtual tour museum yang bisa dilakukan secara online dimanapun, dan kapan pun.

Museum pada hakikatnya merupakan tempat penyimpanan benda- benda dan dokumen penting sejarah bangsa.

 Sudah seharusnya sejumlah pihak pun turut serta mengubah citra negatif pada museum agar Semua museum senantiasa ramai dikunjungi untuk sarana edukasi bukan sebatas sebagai tempat yang instagramble semata.

Museum Wolff Schumacher, Foto: Muhamad Iqbal Al Hilal
Museum Wolff Schumacher, Foto: Muhamad Iqbal Al Hilal

Berdasarkan PP No.66 Tahun 2015 tentang Museum yang merupakan aturan pelaksana dari UU No .10 Tahun 2010 Tentang cagar budaya. 

 Selain itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di sejumlah daerah kini sudah mulai bekerja sama dengan pengelolaan museum, para ahli, dan akademisi untuk terus berinovasi mengembangkan segala sesuatu agar kunjungan ke museum semakin meningkat.

Sementara itu Hari Museum Internasional setiap tahun dilaksanakan pada tanggal 18 Mei, ribuan museum turut andil memeriahkan acara ini, sementara itu, di Indonesia Hari Museum Nasional diperingati pada tanggal 12 Oktober setiap tahunnya. Peringatan Hari Museum Nasional di Indonesia sendiri tergolong lambat karena baru ditetapkan pada tahun 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun