Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Korut- Korsel, Sepakat Normalisasi Saluran Komunikasi

4 Oktober 2021   19:56 Diperbarui: 4 Oktober 2021   20:23 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(04/10/2021)- Semenanjung Korea seringkali dilanda gejolak atas sejumlah aksi baik itu dilakukan oleh Pyongyang maupun oleh Seoul isu ini masih sering terjadi sampai saat ini.

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, baru- baru ini dikabarkan ingin kembali menormalisasikan saluran komunikasi yang sempat terputus dengan Korea Selatan.

Pada tahun 2018 yang lalu Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In sempat bertemu di Zona Demiliterisasi lokasi batas kedua negara yang sudah dipisahkan secara politik pada masa Perang Korea terjadi antara tanggal 25  Juni 1950 sampai 27 Juli 1953.

Secara historis pembagian Korea menjadi dua negara tidak lepas dari kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, dimana Jepang dipaksa menyerah tanpa syarat pada tanggal 2 September 1945 kepada sekutu di atas kapal USS Missouri.

Sebelumnya Jepang menjajah Semenanjung Korea sejak tahun 1910 dimana Kerajaan Joseon yang sudah berdiri sejak tahun 1392 oleh Raja Taejo terpaksa diubah menjadi Kekaisaran Han Raya dengan Kaisar terakhir yaitu Kaisar Sunjong yang berkuasa sampai tahun 1910 sampai akhirnya dianeksasi oleh Jepang.

Korea Utara dan Korea Selatan hubungan keduanya memang turun naik, Korea Selatan condong pada perlindungan Amerika Serikat dan sekutunya semenjak Perang Korea masih berkecamuk sampai gencatan senjata sampai saat ini.

 Sementara Korea Utara semenjak di pimpin oleh Kim Jong Un semakin gencar membuat alutsista militer dan peluncuran rudal yang membuat negara tetangganya ketar- ketir. 

Sama halnya dengan Korea Selatan, Korea Utara pun dilindungi oleh Republik Rakyat China dan Republik Federasi Rusia.

Jalinan Komunikasi kedua Korea sempat putus disebabkan oleh merenggangnya hubungan kedua negara.

 Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong menjelaskan sekaligus mengkritik pidato Presiden Korea Selatan Moon Jae In dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York.

 Menurutnya rencana reunifikasi Korea akan sulit dilakukan jika pihak ketiga ikut campur dalam upaya reunifikasi tersebut.

Beberapa hari setelah adanya peluncuran rudal dari Korea Utara, Presiden Korea Selatan juga memberikan kritikan tajam kepada Korea Utara yang terus-menerus melancarkan peluncuran rudal, menurut Moon Jae In Ia akan tetap mendukung tindakan yang dilakukan oleh Militer Korea Selatan.

Meskipun ada perselisihan tersebut nampaknya kedua saudara yang terpisah oleh zona demiliterisasi ini ingin menjalin hubungan damai dan erat kembali seperti era Joseon. 

Bukan tidak mungkin kedepannya pusat ekonomi kedua Korea di Kaesong yang sempat di ledakan Korea Utara bisa difungsikan kembali seperti semula

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun