Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nike Ardilla dan Kekuatan Eksistensinya yang Melewati Usia Hidupnya

22 Agustus 2020   17:33 Diperbarui: 20 Desember 2020   17:30 5469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lewat tangan dinginnya  lah Nike mulai dikenal publik Indonesia. Pada tahun 1989  Album Seberkas Sinar melalui Label Ariesta Label hasil patungan Deddy Dores dan produser rekaman yang sedang bangkrut mendadak terjual lebih dari 5000 Copy.

Selang tak lama kemudian dirilis lah album Bintang Kehidupan pada tahun 1990 dengan penjualan diatas 5 Juta Copy Nike pun mendapat penghargaan saat itu Album selanjutnya seperti Matahariku, Biarkan Cinta Berlalu, Suara Hatiku, Mama Aku ingin pulang dan Sandiwara Cinta yang rilis tak lama setelah Nike meninggal pun disambut baik oleh masyarakat Indonesia. 

Pada awalnya album Seberkas dianggap tidak akan laku dipasaran sebab saat itu Rinto Harahap masih eksis di industri musik Indonesia. Semua Label Musik menolak Album Seberkas Sinar namun setelah album ini meledak justru banyak label yang tadinya menolak justru memperebutkan Nike. Nike pun tetap dibesut oleh Deddy Dores dan Koh Ahon melalui Blackboard dan Musica Studio's bahkan hingga peringatan 43 tahun hari kelahiran Nike pada  Desember 2018 Mastering Nike berada di tangan Musica Studio's.

Bidang keartisan lain hingga Kematian

Nike mulai menjadi model dan menang menjadi Gadis Sampul tahun 1990 sesuai keinginannya menjadi seorang Peragawati pada saat masih kecil, Nike pun ikut terjun menjadi seorang Aktris seni peran dengan membintangi sederet film layar lebar dan sinetron seperti Lupus IV, Ricki Nakalnya Anak Muda, Si Kabayan dan Anak Jin, Olga dan Sepatu Roda, Sekelam Dendam Marisa, Jalur Putih, Sapu tangan dari Bandung Selatan, Trauma Marisa, Warisan I , II dan lain sebagainya. 

Bersama Ryan Hidayat Nike menjadi ikon Anak Muda kala itu. Nike Meninggal Dunia pada tanggal 19 Maret 1995 setelah menabrak bak sampah untuk menghindari mobil yang warna merah yang berusaha menyalipnya. Sebelum mengalami kecelakaan di Jalan Riau ( sekarang jalan R.E Martadinata) Nike sempat istirahat sebentar di sebuah diskotik namun hanya membeli jus saja tanpa menggunakan narkotika hal ini dibuktikan dari bukti struk pembelian. 

Untuk mengenang karyanya sebuah Museum didirikan di Kota Kembang Bandung tepatnya di Jalan Cipamokolan, Kompleks Aria Graha, Bandung. 

Di Indonesia hanya Nike Ardilla artis yang setiap hari kelahiran dan kematian nya selalu diperingati  selain itu Nike juga meraih berbagai penghargaan seperti HDX, BASF, hingga Penghargaan Asian Song Festival di Sanghai, China bahkan setelah kematian nya namanya justru semakin terkenal dan semamkin banyak penghargaan yang diraih

Seorang ahli menyebut Nike dengan sebutkan dalam kematian Dia bersinar. Selain itu Nike pun mempunyai sebuah SLB Nike Ardilla yang masih ada hingga kini. Para Fans Nike Ardilla yang bernama NAFC pun hingga kini masih aktif dan sering mengadakan baksos.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun