Mohon tunggu...
Muhamad Indra Rachman
Muhamad Indra Rachman Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa

Saya senang berlari-lari, kesana kemari dan tertawa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Agama Islam untuk Pengembangan Moral Siswa

15 Desember 2022   18:14 Diperbarui: 15 Desember 2022   18:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan hadir sebagai upaya dalam rangka memberikan pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan manusia. Pendidikan adalah suatu proses memberikan nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara turun temurun untuk menerapkan identitas manusia yang berpendidikan agar dapat melanjutkan cita cita bangsa. Pendidkan sebagai faktor utama dalam membentuk manusia menjadi pribadi utuh agar dapat berperan dalam lingkungan masyarakat sebagai individu yang baik. Proses pendidikan dalam diri manusia terbentuk secara bertahap dalam pembentukan pribadi baik dalam aspek rohani maupun jasmani.

Pendidikan nilai moral merupakan pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi setiap individu. Penanaman pengetahuan nilai agama dan moral ialah penanaman pengetahuan yang urgen bagi setiap kepribadian manusia. Sebagai bagian yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian manusia, pendidikan agama merupakan kunci yang tidak bisa dibiarkan, karena merupakan salah satu faktor penunjang dalam pendidikan moral.

Manusia yang beriman dan bertaqwa pada tuhan tidak dapat terwujud secara tiba tiba, tetapi melalui proses pendidikan. Proses pendidikan itu berlangsung seumur hidup manusia baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.  Lingkungan sekolah sendiri merupakan tempat untuk mendapatkan ilmu agama, karena di lingkungan sekolah lah kita dapat menerima pendidikan yang memengaruhi perkembangan kepribadian. Ya meskipun di lingkungan keluarga dan masyarakat pun bisa di dapatkan.

Belakangan ini berbagai permasalahan berdatangan sebagai bentuk perkembangan zaman. Salah satu perkembangan zaman yang memiliki banyak dampak negatif adalah penurunan moral pada generasi penerus bangsa. 

Perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agana begitu terasa pada anak zaman sekarang. Anak-anak mulai berperilaku negatif seperti memberikan ujaran kebencian, kurang sopan saat berbicara, mencontoh keburukan sudah menjadi kebiasaan. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki moral ini dengan membiasakan anak-anak untuk berprilaku sesuai dengan nilai-nilai agama. Moral merupakan petunjuk yang baik atau buruk yang akan diterima melalui perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, serta budi pekerti seseorang. (Sumarni & Ali, 2020).

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidilan nasional yang ditindak lanjuti dan dengan disahkannya PP No. 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan di Indonesia. Karena itu berarti negara ini telah menyadari keanekaragaman model dan bentuk pendidikan yang ada di negara kit aini.

Dalam peraturan pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan dengan ketentuan umum pasal 1, berisi bahwa pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. 

Oleh karena itu pendidikan agama di Indonesia dimakusan ke dalam kurikulum nasinal yang wahib diikuti oleh semua peserta didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi yang bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, jujur, serta bertanggung jawab.

Dalam pasal 9 ayat 1 disebutkan, pendidikan keagamaan meliputi pendidikan keagamaan islam, kristen, katolik, hindu, budha, dan khonghucu. Pasal ini merupakan pasal umum untuk menjelaskan ruang lingkup pendidikan keagamaan. Selanjutnya pada ayat 2 pasal yang sama disebutkan tentang siapa yang menjadi pengelola pendidikan keagamaan baik yang formal, dan informal yaitu Menteri agama.

Pendidikan terbagi menjadi 2 macam, yaitu pendidkan formal dan pendidikan informal. Pendidikan bertujuan membentuk karakter peserta didik (Suryani & Nugoroho, 2020). Pendidikan sekolah dasar menjadi awal pembelajaran bagi siswa, pendidikan pada tingkat sekolah dasar merupakan salah satu pendidikan yang memfokuskan pada penanaman nilai-nilai yang berguna bagi peserts didik salah satunya adalah nilai moral. Penanaman nilai moral dapat dilakukan dengan pendidikan agama islam.

Sejalan dengan semangat undang-undang pendidikan yang diantaranya mengatur pendidikan agama. Seiring dengan berkembangknya masyarakat, nampaknya perhatian pemerintah terhadap pendidikan agama di sekolah mengalami banyak perubahan. Pelaksanaan pelajaran agama di sekolah selama ini sudah berjalan dengan baik di Indonesia dengan memasukan pelajaran agama dalam kurikulum. Pelajaran pendidikan agama merupakan slalah satu pelajaran wajib yang harus ada dan dipelajari oleh peserta didik.

Pendidikan agama islam merupakan sistem pendidikan untuk melatih untuk melatih peserta didiknya sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, Tindakan dan pendekatannya, terhadap segala jenis pengetahuan terdapat banyak nilai spiritual yang terkandung nilai etik islam. Perubahan lingkungan atau semakin berkembangnya teknnologi, membawa pengaruh yang cukup kuat dalam pembentukan karakter peserta didik. Diharapkan dengan adanya pembekalan agama ini akan menjadi penyaring bagi peserta didik sehingga dapat tumbuh dengan dasar agama yang kuat.

Pengembangan pendidikan agama islam sangat penting bagi umat islam itu sendiri karena merupakan bentuk upaya untuk menjadikan muslim yang berakhlatul karimah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menyebabkan perubahan kehidupan dan perilaku manusia, dimana manusia semakin cerdas, professional, dan terampil di kehidupannya. Namun tanpa disadari muncul juga dalam dirinya penurunan nilai moral manusia dan nilai agama.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menyampaikan nilai-nilai moral pada peserta didik dalam metode ajaran islam.

1. Bercerita

Dalam cara bercerita ini pendidik dapat memberikan cerita-cerita Nabi dan Rasul dahulu kala kepada peserta didik. Menyeritakan semua keteladanan nabi dan rasul maupun sahabat-sahabatnya. Pendidik dapat menerapkan nilai moral yang ada dalam cerita nabi dan rasul tersebut kepada para peserta didik.

2. Demonstrasi

Dalam cara demonstrasi ini pendidik dapat menjelaskan nilai-nilai moral dengan langsung mempraktekan ajaran ajaran islam kepada peserta didik. Seperti mempraktekan sholat berjamaah, mengaji, berbuat kebaikan di sekitar lingkungan dia berada, dll.

3. Tugas

Dalam cara tugas ini, pendidik dapat memberikan tugas pada peserta didik. Tentunya tugas agama islam dong, seperti menghapal Alquran, menceritakan kisah Nabi dan Rasul, menulis Alquran, dll.

4. Pembiasaan

Dalam cara pembiasaan ini, pendidik maupun orang tua senantiasa untuk mengajarkan kebiasaan pada peserta didik atau anak, seperti selalu membaca basmallah saat hendak melakukan apapun, salam kepada orang tua saat berangkat sekolah, dll.

Menurut Juhri AM, secara etimologi pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian yang didasarkan dan di sesuaikan dengan nilai-nilai, norma-norma, di dalam masyarakat dan lingkungannya. Menurut Muhaimin, pendidikan agama islam, yakni upaya untuk mendidikan pemahaman agama islam dan nilai yang dikandungnya, agar menjadi pandangan dan sikap hidup seseorang.

Pendidikan agama islam adalah upaya membimbing, menuntun, mengarahkan, dan membina peseta didik yang dulakukan secara sadar dan terencana agar terwujud suatu kepribadian yang utama sesuai dengan ajaran agama islam. Nilai-nilai moral yang bersumber dari agama memberikan perngertian yang lebih jelas mengenai perilaku yang harus dilakukan dan dijauhkan. Pendidikan moral adalah kesadaran untuk membantu peserta didik melalui ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kontribusi pada individu dan kehidupan sosial nya.

Pendidikan agama islam merupakan pendidikan yang baik tentang nilai-nilai keagamaan yang dimana mampu untuk menjadi pedoman/pendamping bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan. Mata pelajaran pendidikan agama islam merupakan salah satu mata pelajaran yang di dalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, dan juga mengamalkan materu yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama islam mengajarkan manusia untuk selalu berbuat baik, kepada sesama manusia. Pendidikan agama baik di sekolah maupun di rumah atau di masyarakat dimaksudkan untuk membentuk peseta didik menjadi manusia yanf beriman dan beratakwa pada tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia dan jujur.

Masih banyak lagi pengertian pendidikan islam menurut para ahli, namun dari sekian banyak pengertian pendidikan islam yang dapat kita ambil, pada dasarnya pendidikan islam adlaah usaha bimbingan jasmani dan rohani pada tingkat kehidupan individu dan sosial seseorang untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum hukum islam agar terbentuknya menjadi manusia yang ideal (insan kamil).

Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasannya. Dengan dasar ini memberikan arah dan tujuan bagi pelaksanaan pendidikan yang telah direncanakan. Oleh karena itu dasar yang terpenting dari pendidikan agama islam adalah Al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw (hadits).

Menetapkan Al-Quran dan hadits ini sebagai dasar pendidikan agama islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang berdasarkan keimanan semata. Namun karena kebenaran yang terdaoat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh akal pikiran manusia dan dapat di buktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Al-Quran sebagai kitab undang-undang, hujjah dan petunjuk selayaknya karena di dalamnua mengandung banyak hal yang bersangkutan dengan banyaknya kehidupan manusia.

Pada hakikatnya pendidikan agama islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Prinsip ini berarti bahwa tugas dan fungsi pendidikan agama islam memiliki tujuan pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, mulai dari dalam kandungan hingga akhir hayat. 

Oleh karena itu, tugas pendidikan agama islam setidaknya bisa dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan tersebut adalah pendidikan agama islam sebagai pengembangan potensi dan budaya. Untuk pengembangan potensi, tugas pendidikan afama islam adalah menemukan dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik, maka dari itu dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.

Kesimpulannya adalah pendidikan agama islam merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan moral. Oleh karena itu, pendidikan islam harus dilaksanakan secara intensif dan terprogram untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Selain menbentuk peserta didik menjadi manusia yang ideal (insan kamil), juga bagi orang yang memahami pendidikan agama islam, akan Allah naikan derajatnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun