b. Prinsip Kelangsungan Usaha (Going Concern): Akuntansi didasarkan pada asumsi bahwa entitas akan terus beroperasi dalam waktu yang dapat diantisipasi.Â
c. Prinsip Konsistensi (Consistency): Entitas harus mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang sama dari tahun ke tahun untuk membuat perbandingan.
d. Prinsip Kewaspadaan (Prudence): Prinsip ini menyarankan bahwa jika ada dua cara untuk mengukur suatu transaksi, pilihlah cara yang kurang menguntungkan (konservatif).
e. Prinsip Materialitas (Materiality): Informasi yang tidak material, atau tidak memiliki dampak signifikan terhadap pemahaman pemakai laporan keuangan, tidak perlu dilaporkan secara rinci.
3. Jenis-jenis Akuntansi
Akuntansi memiliki beberapa cabang yang memfokuskan diri pada bidang tertentu, antara lain:
a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting): Merupakan cabang yang paling dikenal oleh publik. Akuntansi keuangan berurusan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan kepada pihak luar, seperti investor dan kreditur.
b. Akuntansi Manajemen (Management Accounting): Berfokus memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu dalam pengambilan keputusan internal dan perencanaan strategis.
c. Akuntansi Pajak (Tax Accounting): Spesialis pajak bekerja dengan undang-undang perpajakan, menghitung pajak yang harus dibayarkan, dan mengoptimalkan kewajiban pajak.
d. Audit: Auditor independen memeriksa laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan dengan standar akuntansi dan mengidentifikasi risiko material.
e. Akuntansi Biaya (Cost Accounting): Berfokus pada pengukuran dan pengendalian biaya produksi barang atau jasa.