Mohon tunggu...
MUHAMAD ILHAM ZAKARIA
MUHAMAD ILHAM ZAKARIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Saya merupakan mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam science research. Terbiasa melakukan praktikum ketika perkuliahan dan terbiasa menggunakan Microsoft Word. Disiplin, terampil berkomunikasi dan mampu bekerja dengan baik dalam tim. Pernah terlibat sebagai ketua tim riset penelitian dan membuat laporan hasil penelitian serta berpengalaman dalam mengurus administrasi melalui sekretaris dan kesekretariatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga dalam Perspektif Generasi Sandwich: Apa Tantangan yang Dihadapi?

27 April 2024   21:50 Diperbarui: 27 April 2024   21:54 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam setiap kehidupan kita sebagai seorang manusia, keluarga merupakan orang yang selalu berada di dekat kita setiap harinya. Keluarga tersebut tentunya merupakan orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita, karena di dalamnya ada orangtua yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Secara teori, dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa individu yang tinggal bersama pada satu atap yang sama dan saling ketergantungan. 

Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang memiliki hubungan interpersonal, baik melalui darah, perkawinan, atau adopsi.

Kita mengenal bahwa dalam satu keluarga, sederhananya terdiri dari orangtua dan anak-anaknya. Tentu terdapat perbedaan umur yang signifikan di antara anggota keluarga tersebut. Banyak sekali kita mendengar istilah perbedaan generasi yang ditautkan dan dihubungkan dengan perbedaan umur anggota keluarga, seperti baby boomer dan gen X yang menjadi "tipikal istilah" yang disematkan kepada kebanyakan orang tua pada rentang kelahiran 1950-1990-an. Ada juga istilah gen Z dan gen alpha yang disematkan pada sebagian besar anak-anak yang berada di rentang kelahiran tahun 2000-an ke atas.  

Seiring berkembangnya zaman, terdapat beberapa perkembangan istilah yang terkait dengan kajian keluarga, salah satunya adalah generasi sandwich. Istilah generasi sandwich ini diperuntukkan kepada orang-orang dewasa yang harus membiayai dirinya sendiri, anak, dan juga orang tuanya yang sebenarnya berada di luar tanggungan mereka. Pertumbuhan jumlah anggota keluarga multigenerasi yang menjadi tanggungan generasi sandwich yang disebabkan karena anggota keluarga memiliki harapan hidup yang lebih panjang, penundaan pernikahan, serta risiko kematian yang menurun menjadi alasan keberadaan generasi sandwich yang dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya.

Istilah generasi sandwich seringkali menjadi topik permasalahan yang dibahas oleh para akademisi sosial humaniora yang ada di  seluruh dunia. Seorang profesor ahli sosial Amerika Dorothy A. Miller (1981) merupakan orang yang pertama kali mempopulerkan istilah generasi sandwich ini. 

Generasi sandwich didefinisikan sebagai seseorang yang berada dalam kondisi fit untuk bekerja dan "terperangkap" antara tanggung jawab keluarga dan profesional, serta harus memenuhi tanggungan "tambahan" (orangtua dan saudara) di luar tanggungan kepada anggota keluarga utamanya (anak dan istri/suami).

Pola generasi sandwich muncul di keluarga berpendapatan rendah karena mereka membutuhkan sumber penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian besar keluarga dengan pendapatan rendah harus menanggung semua biaya keluarga dan seringkali beban tersebut ditanggung oleh salah satu pihak. Beban yang harus dipegang secara penuh oleh satu pihak menyebabkan  kelelahan fisik dan mental bagi generasi sandwich. Hal tersebut tentu menyebabkan banyak permasalahan baru yang muncul dan dialami oleh orang-orang dewasa yang menyandang gelar sebagai "generasi sandwich" tersebut.

Generasi sandwich harus bekerja lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan. Seseorang yang menjadi generasi sandwich harus mengurangi jumlah jam tidurnya karena mereka harus bekerja lebih banyak untuk menghasilkan lebih banyak uang, pulang larut malam untuk lembur, atau bangun lebih awal untuk bekerja lebih banyak. Hal hal tersebut menyebabkan generasi sandwich kurang handal dalam menetapkan perencanaan keuangan keluarga dan  membuat prioritas apa yang benar-benar penting dan apa yang perlu diprioritaskan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Kendala yang sering dialami generasi sandwich salah satunya adalah manajemen keuangan keluarga. Manajemen keuangan keluarga perlu diperhatikan untuk menunjang kesejahteraan keluarga generasi sandwich. Sangat penting bagi generasi sandwich memiliki keputusan individu untuk mendapatkan kesejahteraan hidupnya terutama generasi sandwich yang menanggung beban finansial anak dan istri/suami, orang tua serta saudaranya. Selain itu, generasi sandwich diharapkan mampu untuk menguasai sikap keuangan dan literasi keuangan yang baik supaya meningkatkan kepuasan keuangan untuk dirinya. Menguasai metode pengelolaan keuangan yang baik harus dimiliki oleh generasi sandwich dengan mengetahui sikap keuangan yang harus diambil dan pengetahuan mengenai pembuatan keputusan keuangan yang tepat atau literasi keuangan.

Komunikasi jadi salah satu solusi masalah yang dialami oleh sebagian besar generasi sandwich. Komunikasi sangat penting bagi kehidupan individu, terutama dalam keluarga karena membantu anggota keluarga berkomunikasi, berinteraksi, dan membangun kepercayaan satu sama lain. Konflik dan kesalahpahaman dalam komunikasi seringkali terjadi karena perbedaan sifat, gaya, dan teknik komunikasi antar individu atau generasi. Masalah kecil sering muncul karena perbedaan. Oleh karena itu, komunikasi menjadi salah satu hal yang penting untuk mencegah masalah menjadi lebih besar. Terutama bagi generasi sandwich yang memiliki tanggungan untuk menghidupi tiga generasi. Generasi sandwich harus berusaha membangun hubungan antar generasi dengan terus mempertahankan skala intensitas komunikasinya dengan sering menceritakan masalahnya terhadap anggota keluarga agar sama-sama dapat ditemukan solusi dari permasalahan yang ada. Manajemen sumber daya keluarga menjadi cara untuk mencapai tujuan kesejahteraan keluarga sebagai generasi sandwich berada pada rentang yang cukup baik dalam pengelolaannya.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal krusial yang harus dipertimbangkan oleh para generasi sandwich. Pengambilan keputusan terjadi ketika harus memilih beberapa alternatif terbaik secara sistematis untuk ditindaklanjuti dalam memecahkan suatu masalah. Menentukan skala prioritas dinilai penting karena dapat mendahulukan pekerjaan atau kegiatan mendesak. Mengutip dari Buku Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme, beberapa faktor dalam menentukan skala prioritas, yaitu Keuangan atau penghasilan, peran dalam Keluarga, peran dalam masyarakat. Ada beberapa langkah dalam menentukan skala prioritas yaitu susun berdasarkan tingkat urgensi, sesuaikan dengan peluang, menyusun kebutuhan sesuai dengan kemampuan dan pikirkan semua pertimbangan.

Dalam mendukung keberlangsungan hidup dengan tanggungan yang lebih banyak, para generasi sandwich harus mengatur sumber daya dirinya sebagai manusia agar  dapat bersaing dalam dunia kerja yang menjadi kewajiban mereka. Manajemen sumberdaya manusia secara teori berarti merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengawasi sumber daya manusia yang potensial untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia harus unggul, berbakat, dan kompetitif. Namun, sumber daya manusia bukan hanya kemampuan atau kecerdasan semata, melainkan meluas menjadi kemampuan mengolah, menyusun, mengontrol, dan merencanakan peristiwa yang terjadi, sedang, atau akan terjadi. Untuk meningkatkan kualitas, manajemen sumber daya manusia memperhatikan peningkatan kinerja anggota keluarga. Dalam upaya pengelolaan manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, ada beberapa aspek yang diperhatikan yaitu aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek kemandirian keluarga.

Setiap keluarga tak terkecuali keluarga yang memiliki generasi sandwich didalamnya, tentu menginginkan tercapainya kesejahteraan keluarga. Kesejahteraan keluarga dapat diciptakan oleh berbagai aspek, salah satunya adalah kesehatan mental di dalam keluarga. Keluarga yang sehat dan sejahtera memiliki hubungan yang baik dan fungsi keluarga yang berjalan dengan baik, serta akan menjadi awal yang baik untuk pembangunan mental suatu individu dan masyarakat. Sebuah keluarga perlu manajemen yang baik supaya dapat mencapai kesejahteraan. Kesehatan mental dalam keluarga dapat tercipta dengan berlangsungnya komunikasi yang baik dalam keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, termasuk keharmonisan, kebahagiaan, dan kesehatan mental. Selain kesehatan mental, keharmonisan keluarga juga juga dapat terjalin jika tepat dalam mengambil keputusan skala prioritas keluarga. Karena proses pengambilan keputusan merupakan proses yang kompleks dan penting, mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi disebabkan tidak adanya keterampilan dalam mengatur keuangan keluarga.

Kesejahteraan dalam keluarga dapat tercipta ketika kualitas sumber daya manusia yang baik. Kualitas keluarga meningkat ketika beberapa aspek dapat terpenuhi dengan baik, yaitu aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan spiritual. Ketika semua aspek tersebut dapat terpenuhi, maka keluarga generasi sandwich dapat menciptakan seseorang yang produktif, memiliki kestabilan ekonomi yang baik, dan kesejahteraan keluarga. Manajemen keluarga berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan keluarga, khususnya bagi generasi sandwich dapat membantu dalam menghadapi berbagai tantangan. Generasi sandwich seringkali dihadapkan dengan hambatan finansial, sehingga diperlukan manajemen sumber daya keluarga yang baik.

Nah, jadinya gimana nih, kalian yang merasa sebagai generasi sandwich mana suaranya? Ngerasa relate gak sih dengan kondisi-kondisi di atas? Atau kamu punya permasalahan ataupun pendapat lain yang dialami sebagai generasi sandwich? Yuk sharing opinimu dengan membuat artikel serupa dengan tag "generasi sandwich" lainnya! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun