Mohon tunggu...
Muhamad Ilham Alhaidar
Muhamad Ilham Alhaidar Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

saya hanya ingin menuangkan hobi saya yaitu menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemilu 2024, Saatnya Gen Z Memilih!

17 Desember 2023   23:54 Diperbarui: 17 Desember 2023   23:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sebagai yang menonton Debat Capres kemarin bisa menjelaskan apa saja yang terjadi saat Debat Capres berlangsung, semoga ini bisa membantu kalian yang masih bingung ingin memilih siapa, ini baru penilaian berdasarkan debat pertama, jika kalian masih belum yakin untuk memilih, tenang saja masih ada lagi debat-debat Capres dan Cawapres kedepannya.

Saya yang menonton acara Debat Capres ini akan menjelaskan kepada teman-teman apa saja yang terjadi pada debat Capres kemarin.

Debat ini menjadi panggung di mana retorika, pengetahuan kebijakan, dan kemampuan untuk bertahan dalam panasnya pertarungan politik diuji.

Anies Baswedan, mantan gubernur Jakarta, muncul sebagai The Most Valuable Player (MVP) malam itu. Penampilannya tidak hanya dikenal dengan argumennya, tetapi juga karena cara penyampaiannya. Dari awal hingga akhir, Anies secara konsisten menyerang Prabowo Subianto, calon terdepan saat ini, yang menandai kehadirannya bukan hanya sebagai kandidat, tetapi juga sebagai penantang serius untuk kursi kepresidenan. Anies mengambil sikap yang kuat terhadap kondisi demokrasi di Indonesia, mengkritik menurunnya kepercayaan public terhadap partai politik dan menyeruakan isu-isu yang lebih luas tentang kebebasan berekspresi dan transparansi pemilu.

Ambivalensi Prabowo terhadap sikap politiknya, yang sering kali merujuk pada pencapaian pemerintahan Jokowi, memperkenalkan dualitas dalam pesan kampanye. Tagline nya menunjukan kesinambungan dengan kebijakan Jokowi, namun kritik-kritiknya menyiratkan adanya perbedaan.

Ganjar Pranowo, meskipun memberikan penampilan yang mengesankan, awalnya tampil diluar tema. Namun, ia dengan cepat mendapatkan Kembali ketenangannya dengan secara efektif menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai Tingkat pengangguran di jawa Tengah dan program kartu tani. Kemampuan Ganjar untuk berputar dan memberikan jawaban yang substantif menunjukkan Tingkat persiapan dan kemampuan beradaptasi yang membantunya dengan baik dalam debat. Keseimbangan antara advokasi unttuk proyek-proyek yang sedang berjalan dan janji reformasi menunjukan sikap yang harus diklarifikasi oleh Ganjar kepada para pemilih seiring berjalannya kampanye.

Debat tersebut menyoroti ketegangan antara kebutuhan akan pemerintahan yang progresif dan tarikan kepentingan yang sudah mengakar dan struktur kekuasaan tradisional. Perdebatan ini juga menggarisbawahi perubahan sifat komunikasi politik di Indonesia. Kemampuan untuk menavigasi narasi media dan persepsi public menjadi semakin penting. Dalam antusiasme debat capres yang sangat penting di Indonesia, setiap kandidat mengukir narasi mereka yang berbeda dengan latar belakang keprihatinan nasional.

Anies Baswedan tampil tegas, memperjuangkan reformasi dan transparansi untuk merebut Kembali kepercayaan public terhadap pemerintahan.

Prabowo Subianto, yang bergulat dengan warisan orang kuatnya, mendapati pijakannya diuji oleh lanskap politik yang menuntut ketangguhan dan pendekatan yang keras.

Ganjar Pranowo, menunjukan kemampuan beradaptasi menyeimbangkan dukungannya untuk inisiatif saat ini dengan dorongan untuk kemajuan yang bernuansa.

Ketika para kandidat menavigasi kampanye yang penuh dengan kerumitan politik, mereka harus menyelaraskan visi mereka dengan ekspektasi pemilih yang terus berkembang. Prabowo harus menyempurnakan narasi yang mendamaikan masa lalunya dengan agenda ke depan, sedangkan Ganjar harus mengkristalisasi sikapnya antara kelanjutan dan reformasi. Anies, yang memanfaatkan momentum perubahan, menghadapi tantangan untuk membuktikan substansi di balik kritik-kritiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun