Mohon tunggu...
Muhamad Iksan
Muhamad Iksan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM SEMOGA KITA SELALU DI PERMUDAHKAN JALAN KITA OLEH ALLAH SWT DAN DI LINDUNGI DARI SEGALA MARABAHAYA DAN TIPU DAYA DUNIA INI AMINNNN YA ROBBAL ALAMIN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Emotional Intelligence yang di kemukakan oleh Daniel Goleman atau Teori Kecerdasan Emosional

14 November 2024   07:13 Diperbarui: 14 November 2024   07:22 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Daniel Goleman menulis Kecerdasan Emosional?

Bukunya tahun 1995 , Emotional Intelligence, masuk dalam daftar Buku Terlaris The New York Times selama satu setengah tahun, menjadi buku terlaris di banyak negara, dan dicetak di seluruh dunia dalam 40 bahasa.

Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, ...Kelima jenis kecerdasan emosional ini merupakan bagian penting untuk memahami dan mengelola emosi, bentuk kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman antara lain:

Kesadaran diri.

Pengaturan atau kontrol diri.

Keterampilan sosial.

4. Empati.

Motivasi. Adanya kemampuan untuk berempati, mengendalikan emosi, dan menyelesaikan konflik dengan baik. Dalam dunia profesional, kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam kepemimpinan, kerja tim, dan pencapaian tujuan.

Teori kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Daniel Goleman menekankan bahwa keberhasilan seseorang dalam kehidupan tidak hanya bergantung pada kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi juga pada kecerdasan emosional (kecerdasan emosional atau EI). 

Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta kemampuan untuk memahami dan mempengaruhi emosi orang lain. Dalam bukunya, “Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ”, Goleman menjelaskan bagaimana kecerdasan emosional memainkan peran besar dalam menentukan keberhasilan dan kesehatan psikologis seseorang dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Goleman membagi kecerdasan emosional menjadi lima komponen utama: kesadaran diri, pengelolaan diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Setiap komponen ini saling berkaitan dan membentuk fondasi bagi kecerdasan emosional yang kuat.

1. Kesadaran Diri (Kesadaran Diri)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi yang sedang dirasakan. Individu yang memiliki kesadaran diri yang baik mampu mengidentifikasi emosi mereka dan menyadari bagaimana emosi ini mempengaruhi pikiran dan tindakan mereka. Mereka juga memiliki pemahaman yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan diri, serta nilai-nilai pribadi yang mereka yakini. 

Kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk mengenali kapan mereka perlu mengelola emosi atau perilaku mereka, serta membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bijaksana.

2. Pengelolaan Diri (Manajemen Mandiri)

Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi, terutama emosi-emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan, agar tidak mempengaruhi perilaku secara destruktif. Orang yang mampu mengelola dirinya dengan tenang dalam situasi yang sulit, mampu mengendalikan dorongan emosi, serta tetap positif meskipun menghadapi tantangan. Mereka mampu fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. 

Kemampuan ini penting untuk menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain dan menjaga konsentrasi dalam tugas penanganan-tugas sulit. Selain itu, individu yang memiliki keterampilan pengelolaan diri cenderung lebih mudah diterima di lingkungan sosial dan profesional.

 3. Motivasi Diri (Motivasi Diri)

Motivasi diri adalah dorongan internal yang membuat seseorang tetap fokus pada tujuan mereka, bahkan ketika menghadapi rintangan. Orang yang memiliki motivasi diri yang kuat tidak hanya termotivasi oleh penghargaan eksternal seperti uang atau pujian, tetapi juga oleh kepuasan pribadi dalam mencapai tujuan yang mereka tetapkan Mereka cenderung berorientasi pada pencapaian, memiliki komitmen yang kuat, dan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan mereka. 

Menurut Goleman, motivasi diri ini berperan penting dalam keberhasilan jangka panjang karena membantu individu tetap gigih, optimis, dan percaya diri, meskipun menghadapi kesulitan.

4. Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dalam konteks kecerdasan emosional, empati bukan sekadar simpati, tetapi kemampuan untuk benar-benar mengerti perspektif dan perasaan orang lain, meskipun mungkin berbeda dari pengalaman diri sendiri. 

Orang yang memiliki empati cenderung lebih sensitif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran orang lain, sehingga mampu memberikan dukungan yang tepat. 

Dalam dunia profesional, empati sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan memungkinkan seseorang menjadi pemimpin atau rekan kerja yang efektif karena memahami dan menghargai orang lain.

 5. Keterampilan Sosial (Social Skills)

Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk membangun dan menjaga .hubungan interpersonal dengan orang lain. Orang dengan keterampilan sosial yang baik biasanya pandai berkomunikasi, mampu berkolaborasi, serta terampil dalam mempengaruhi dan menginspirasi orang lain. 

Mereka juga mampu menangani konflik dengan bijaksana, mendengarkan dengan aktif, dan menciptakan suasana positif dalam interaksi. Dalam dunia profesional, keterampilan sosial memungkinkan seseorang untuk bekerja sama dengan rekan kerja, membangun jaringan, dan menjadi pemimpin yang dihormati.

 Pentingnya Kecerdasan Emosional

Goleman menegaskan bahwa kecerdasan emosional adalah salah satu penentu utama keberhasilan seseorang. Dalam hubungan pribadi, kecerdasan emosional membantu individu untuk memahami dan mendukung pasangan, teman, atau keluarga mereka.

 Ini meningkatkan kualitas hubungan karena adanya kemampuan untuk berempati, mengendalikan emosi, dan menyelesaikan konflik dengan baik. Dalam dunia profesional, kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam kepemimpinan, kerja tim, dan pencapaian tujuan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berdampak positif pada kesehatan mental. Orang dengan kecerdasan emosional yang baik lebih mampu mengatasi stres, mengelola kecemasan, dan meredakan emosi negatif. Ini membantu mereka untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan hidup yang lebih baikkesimpulan

Teori Daniel Goleman tentang kecerdasan emosional mengajarkan bahwa kesuksesan dalam hidup tidak hanya dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh kemampuan seseorang dalam memahami dan mengelola emosi mereka serta berhubungan dengan orang lain. 

Kecerdasan emosional dapat ditingkatkan dan dilatih, dan dengan menguasai lima komponen ini, seseorang bisa mencapai kesuksesan yang lebih baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Goleman percaya bahwa kecerdasan emosional adalah keterampilan yang berharga dan esensial, terutama di era modern yang menuntut kolaborasi dan komunikasi yang efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun