Di tempat itu, kami cukup lama. Namun tidak terasa, waktu Isya sudah dekat. Akhirnya kami bersiap-siap  untuk menunaikan salat Isya. Kami diajak Faisal ke masjid China. Terkait masjid China, saya akan coba membuat tulisan sendiri tentang masjid itu, karena menurut saya topiknya bagus dan semoga saja bisa bermanfaat.
Setelah salat, kami diajak Faisal untuk jalan menuju Braga. Di tengah perjalanan saya tengok kanan dan kiri. Saya menemukan tempat-tempat yang sedang berwirausaha. Ada cafe, restoran, ataupun tempat lainnya. Saya sangat salut karena dengan tempat wirausaha ini bisa membantu perekonomian Indonesia terlepas dari tempat itu baik atau tidak. Saya husnudzon saja.
Saya juga bertemu dengan anggota Komunitas Anak Muda Kota Bandung yang menawarkan hasil produknya yang berupa minuman. Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan komunitas tersebut karena mereka sudah mulai melangkah ke dunia perekonomian yang nantinya akan membantu perekonomian Indonesia juga.
Jalan-jalan tersebut akhirnya sampai ke Pasar Baru, tempat rumah neneknya Faisal. Lalu kami menikmati sajian gorengan, kopi, susu, dan nasi goreng. Alhamdulillah perjalanan yang penuh banyak hikmah dan pelajaran.
Awalnya saya berpikir Bandung itu sepi di tengah pandemi. Namun, nyatanya masih ada kehidupan. Saya juga melihat orang-orangnya bermasker. Itulah perjalanan saya yang bsia di share.Â
Dari tulisan ini ada beberapa poin yang bisa diambil hikmahnya, seperti menjaga silaturahmi, tetap berprasangka baik kepada orang lain, menajaga diri dengan mematuhi protokol kesehatan.
Terima kasih.
Bandung, 23 Agustus 2020
Artikel ini telah tayang di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H