Mohon tunggu...
Muhamad Fauzi
Muhamad Fauzi Mohon Tunggu... -

Bukan penulis, hanya seorang yang terdampar di dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makanan Kita yang Tersisa

30 September 2014   03:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:00 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran ini mengajari kita untuk serius mengubah kebiasaan buruk kita.

"Money is yours but resources belong to the society."

Jadi kawan-kawan, mari mulai mengurangi pemubaziran karena, "Uang memang milikmu, tapi sumber daya alam itu milik bersama."

Orang non-muslim maju karena meninggalkan agamanya, mengambil norma Islam. Kaum muslimin mundur karena meninggalkan agamanya.

***

Sering kita menjumpai buah-buah kebaikan dalam kehidupan, tentang empati, kepedulian pada sesama dan alam sekitar, tentang kedisiplinan, keteraturan, etos kerja dan semangat hidup, juga tentang kejujuran, tanggung jawab dan amanah, justru terdapat pada mereka yang belum mengenal Islam.

Buah-buah kebaikan yang semestinya kita sebagai umat Islam lebih dulu melaksanakannya, antara keyakinan kita akan kesempurnaan Islam, ketinggian dan kemuliaannya dengan realitas bahwa kita belum mampu mengaplikasikannya secara sempurna dalam kehidupan.

Dengan Islam, dengan kesadaran akan muraqabah dan hari pembalasan, semestinya kita lebih dahulu memiliki kesadaran untuk melakukan hal-hal semacam itu. Kesadaran menjauhi sikap mubazir, menebar kemanfaatan bagi kehidupan, seperti pada perilaku tidak membuang sampah sembarangan, memiliki mental hemat energi, menjaga sungai-sungai di sekitar kita, menjauhi contek-menyontek, atau menghormati hak-hak orang lain, tetapi realitasnya berbeda.

Antara kesempurnaan Islam dan ketidaksempurnaan kita, seringkali ritual yang kita jalani belum membekas ke dalam perilaku kita sehari-hari, keshalihan kita secara ritual belum berdampak pada kesadaran sosial kita, semestinya harus membuat kita mau berbenah. Mengapa dengan Islam perilaku kita yang tidak baik belum terkikis, seperti kita belum menjadi orang yang jujur, memiliki kepedulian dan kepekaan.

Seharusnya menjadi harapan, jika Islam kita menjadi sebagaimana Islamnya Rasulullah dan para sahabat, berubah secara drastis dari kejahiliyahan menjadi manusia-manusia beradab, menjadi pribadi-pribadi yang menakjubkan. Islam menjadi keyakinan yang membekas, kekuatan dahsyat yang menumbuhkan motivasi, menemukan kesadaran baru, memberi corak yang khas, sehingga benar-benar terwujud menjadi umat terbaik.

Bagi kita, setidak-tidaknya berupaya menumbuhkan kepahaman tentang agama ini secara menyeluruh, hal-hal kecilnya yang sepele sampai perkara-perkara yang besar bagi kehidupan. mengikis sedikit demi sedikit kekurangan yang dimiliki, memperbaiki secara berangsur-angsur dari aspek-aspek yang semestinya kita mampu. Agar kita memiliki andil dalam menampilkan Islam ini dalam wajah yang sebaik-baiknya, mewujudkannya sebagai peradaban yang menakjubkan, dan Islam menyapa pada dunia dengan kebaikannya yang elok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun