Mohon tunggu...
Muhamad Faqih
Muhamad Faqih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FITK prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Janganlah berhenti belajar, walaupun kau sudah mengajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pementasan Drama dalam Kehidupan Sehari-hari

3 Desember 2020   13:00 Diperbarui: 3 Desember 2020   13:05 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu drama?

Pengertian drama secara hakikat berasal dari kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai (Harymawan, 1988:1) yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Berikut di antara pengertian drama menurut para ahli:

  • Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen, drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan prilaku.
  • Menurut Moulton, drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, dan menyaksikan drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.  
  • Menurut Seni Handayani, drama adalah sebuah karangan komposisi yang dihasilkan dalam seni sastra dan seni pertunjukkan, karena di dalamnya mengandung dua jenis drama, seperti drama bentuk tulis dan drama bentuk pertunjukkan
  • Menurut Wildan, drama adalah sebuah karangan yang berbentuk komposisi yang dihasilkan dari beberapa seni , yang berbentuk teks tulisan dan yang dipentaskan

Dalam KBBI sendiri, pengertian drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan; cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukkan teater; kejadian yang menyedihkan.

Drama adalah suatu genre sastra yang mempunyai kekhususan tersendiri dibandingkan dengan genre sastra yang lain. Hal ini disebabkan karena tujuan dari drama bukan hanya dari naskah yang telah tertulis, tetapi sampai dengan bagaimana drama ini bisa dipentaskan dan dinikmati oleh para penikmat sastra.

Setelah membaca beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa drama adalah suatu karya sastra yang di dalamnya menggambarkan kehidupan manusia, di dalamnya terkandung pesan-pesan moral yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Genre sastra drama memiliki kekhususan, karena tujuan dalam penulisan naskah drama bukan hanya semata-mata untuk dibaca, namun harus diteruskan untuk kemungkinan dapat dipertontonkan dalam suatu penampilan gerak dan prilaku konkret yang dapat disaksikan.  

Sama seperti karya sastra yang lain, drama juga mempunyai unsur-unsur struktural. Sebagai jenis karya sastra tersendiri drama mempunyai unsur-unsur pembeda dengan karya sastra yang lain (selain yang telah disebutkan sebelumnya) yaitu adanya dialog dan monolog. Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih, sedangkan monolog adalah percakapan yang dilakukan oleh satu orang saja. Kabisch (1985: 43), menjelaskan bahwa dialog adalah:

Wechselrede zwischen zwei oder mehreren Personen. Kurzmittel zur Entfaltung von Handlung und Charakter.

Artinya: Pergantian percakapan antara dua orang atau lebih. Pendeknya untuk mengembangkan alur dan karakter.

Pada drama, adanya dialog sangatlah penting karena sebuah karya sastra tidak dapat digolongkan sebagai sastra drama apabila tidak ada dialog. Seperti halnya dialog, monolog juga sangat penting dan bisa menjadi pembeda antara karya sastra drama dengan karya sastra yang lain juga. Monolog biasanya dilakukan untuk menyampaikan pesan atau mempermudah penonton dalam mengikuti alur cerita. Dalam Kabisch dijelaskan bahwa monolog adalah percakapan dengan diri sendiri bertujuan memberikan penjelas dan komentar atas alur cerita dan fungsinya hampir sama dengan koor Inggris. Monolog juga memperjelas konflik yang terjadi serta untuk membuat keputusan atau jalan keluar dalam cerita drama.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun