Makanan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia. Makanan juga penting dalam identitas suatu negara, karena telah diturunkan dari generasi ke generasi dan merupakan kekhasan dari daerah tersebut.
Dalam Perang Dunia I & II, kita mengetahui bahwa Jerman terlibat dalam kedua peristiwa besar tersebut. Namun, banyak makanan yang berasal dari Jerman juga menjadi tren di negara lain.
Salah satunya adalah Amerika Serikat. Ketika orang Jerman berimigrasi ke Amerika Serikat, mereka membawa kebudayaan makanan mereka seperti sauerkraut dan hamburger.
Mungkin bagi yang tidak mengetahui hamburger atau kita sebut dengan burger adalah makanan yang berupa dua irisan roti bundar, kemudian di tengahnya diisi dengan patty atau daging dan diberi sayur-sayuran berupa tomat, selada, dan bawang bombay. Isinya juga diberi berbagai jenis saus seperti saus tomat, sambal, dan mayones.
Sementara sauerkraut adalah kubis yang diparut kemudian difermentasi dan diasinkan. Makanan ini biasanya dihidangkan sebagai toping dan dengan sosis.
Lantas, bagaimana hubungan dari kedua makanan tersebut dan perang dunia?
Ketika masa perang terjadi, banyak hal yang mewakili identitas asing diganti namanya. Selama Perang Dunia I, terdapat dua blok besar yakni blok Aliansi yang terdiri atas Amerika Serikat dengan sekutunya Prancis, Inggris, Rusia, Italia, dan Jepang melawan blok Entente yang terdiri dari Jerman, Austria-Hungaria, Ottoman, dan Bulgaria.
Karena itulah pada tahun 1917, muncul sentiment Anti-Jerman di kalangan orang Amerika. Mereka juga mengganti nama-nama makanan yang terdengar seperti "Jerman".
Hamburger yang terdengar seperti kota di Jerman diganti dengan Liberty Steak dan biasanya juga disebut dengan Liberty Sandwich.
Sama halnya seperti sauerkraut, sebenarnya makanan ini jika ditelusuri lebih lanjut berasal dari Cina. Namun karena namanya mengandung Bahasa Jerman maka dirubahlah menjadi Liberty Cabbage.
Untuk isi dari makanannya sendiri tidak mengalami perubahan, hanya penamaan saja yang berubah.