media sosial.
Perkembangan teknologi yang kian canggih akhirnya melahirkan banyak sekali manfaat bagi manusia. Manfaat-manfaat tersebut dapat dirasakan sekali oleh kita kehadirannya. Contohnya, seperti mampu menghemat waktu, memudahkan kita dalam mengirim dan menerima informasi, hingga memudahkan kita dalam melakukan aktivitas berbelanja. Perkembangan teknologi yang hadir di kehidupan kita juga beragam jenisnya, Seperti smartphone, IOT, Sistem Pembayaran Digital, hingga Teknologi Augmented Reality (AR)Â dan Virtual Reality (VR). Tak terkecualiDilansir dari gramedia.com media sosial merupakan suatu platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi para penggunanya. Di media sosial sendiri pun banyak sekali kegiatan yang dapat kita lakukan, seperti berkomunikasi hingga berbagi informasi berbentuk tulisan, suara, foto, dan juga video. Bahkan media sosial sendiri pun terbuka untuk digunakan selama 24 jam.
Dibalik dari kelebihan serta manfaat yang diberikan oleh media sosial, terdapat juga dampak negatif yang dapat dirasakan. Dampak negatif ini bisa terjadi tidak hanya disebabkan oleh engine error, tetapi juga bisa disebabkan oleh penggunanya itu sendiri. Contoh dari dampak negatif di media sosial yang disebabkan oleh penggunanya itu sendiri adalah berita palsu atau hoax.
Indonesia merupakan negara dengan sistem demokrasi terbesar ketiga di dunia yang memiliki permasalahan penting tentang penyebaran berita palsu atau hoax. Dilansir aptika.kominfo, hingga bulan Mei 2023 peredaran dan penyebaran berita palsu atau hoax khususnya di Indonesia, diidentifikasi sebanyak 11.642 berita palsu. Dari total tersebut, ditemukan berita hoax paling banyak adalah berita dengan kategori kesehatan dengan jumlah 2.287 berita. Setelahnya terdapat berita dengan kategori pemerintahan yang mencapai hingga 2.111 berita.Â
Salah satu dari banyak hal yang terpenting dalam menghadapi perputaran berita-berita palsu atau hoax adalah dengan meningkatkan literasi digital. Literasi digital merupakan skill yang diperlukan dalam menghadapi tantangan di era digital atas meluasnya teknologi dan media di aspek kehidupan. Literasi digital mampu memberikan tekanan pada kemampuan kritis penggunanya. Tujuan mempunyai skill kemampuan untuk literasi di dunia digital adalah mampu menggunakan kontrol lebih dalam memahami berita-berita yang tersebar bebas di media digital seperti media sosial.
Literasi digital sudah seharusnya menjadi sebuah skill dan kewajiban yang harus dimiliki oleh para penggunanya. Hal ini dapat kita bayangkan bagaimana para penggunanya jika tidak memiliki skill literasi digital. Salah satunya adalah perputaran berita palsu atau hoax yang akan semakin tersebar bebas keberadaannya.
Pengguna media sosial dengan tingkat literasi yang rendah akan cenderung mudah dalam menerima sebuah makna pesan yang dibuat oleh media. Dengan keterbatasan perspektif, ia memiliki struktur pengetahuan yang lebih kecil dan kurang terorganisir sehingga tidak mampu untuk menggunakannya secara tepat dalam menginterpretasikan sebuah makna pesan. Hasilnya, pengguna akan sulit untuk mengidentifikasi keakuratan informasi.
Untuk mengurangi hingga mencegah berita palsu di media sosial dapat melakukan beberapa cara. Pertama dengan melakukan pengenalan literasi digital di dunia akademik. Hal ini dapat dimulai dengan melakukan sosialisasi kurikulum literasi. Literasi akademik penting dilaksanakan agar para penggunanya mampu berpikir kritis untuk mengidentifikasi berita yang beredar.
Kedua bisa dengan membandingkan berita yang sama dari satu media dengan media yang lain. Hal ini dapat membantu kita untuk mendapatkan sudut pandang lain dan dapat memverifikasi berita yang sedang beredar. Ketiga, melakukan kegiatan sosialisasi literasi online di masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan sebagai cara dalam meningkatkan literasi di masyarakat dengan jangkauan lebih luas, yaitu secara online.
Hal yang telah disebutkan diatas merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh para pengguna media digital seperti media sosial agar lebih peka untuk meningkatkan kesadaran literasi yang mana berfungsi untuk menyaring serta memverifikasi atas berita-berita yang beredar agar mampu dalam mengurangi hingga mencegah berita palsu atau hoax.Â
Referensi:
https://journal.lspr.edu/index.php/communicare/article/view/36/27
https://www.jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/112/87
https://journalthamrin.com/index.php/JPKMHthamrin/article/view/423/520
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H