Jika kita sedang berlayar, maka dibutuhkan seorang nahkoda yang bertugas sebagai pengendali kemudi kapal tersebut. Hal itu pula dapat kita rasakan dalam kehidupan, dimana menjadi seorang pemimpin adalah salah satu tugas manusia yang akan menentukan arah, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain.Â
Menjadi seorang leader atau pemimpin memang dapat dilakukan oleh semua orang, namun alangkah baiknya kepemimpinan kita itu dibarengi dengan hal-hal yang dapat mendukung kelancaran kita dalam memimpin.
Hal yang pertama adalah fokus. Saat melakukan pekerjaannya, seorang pemotong kayu harus memiliki kesadaran penuh dan mengarahkan semua perhatiannya terhadap gergaji yang ia gunakan. Jika sedikit saja ia melenceng, maka kemungkinannya ada dua yakni potongannya akan meleset atau gergaji tersebut mengenai tangan dan melukainya.Â
Tidak jauh berbeda dengan seorang pemimpin yang harus berkonsentrasi agar terhindar dari berbagai macam pantangan dan halangan dalam kepemimpinannya. Jika kita tidak fokus, maka hasil dari kepemimpinan ini akan menjadi suatu masalah  baru yang akan dihadapi.
Kedua, dalam kepemimpinan harus memiliki satu visi. Leadership vision atau visi kepemimpinan merupakan suatu kualitas kepemimpinan dalam menciptakan suatu ide, rencana, serta harapan yang akan dicapai.Â
Menjadi pemimpin harus memiliki tujuan yang telah disepakati dan dikerjakan bersamaan dengan team yang ia naungi, dengan satu tujuan tersebut menjadikan poin pertama tadi dapat tercapai. Hal ini pula diperkuat dengan pendapat Siagian (2002) dalam bukunya yang berjudul
manajemen sumber daya manusia.
Ia mengutarakan bahwa Kepemimpinan merupakan individu yang menduduki suatu jabatan  tertentu  dimana  individu  tersebut  memiliki kemampuan  dan  keterampilan untuk mempengaruhi  perilaku  orang  lain  yakni  bawahannya untuk  berfikir  dan  bertindak  sehingga melalui  perilaku  yang   positif  tersebut  dapat  memberikan kontribusi dalam  pencapaian  tujuan organisasi.Â
Dari kutipan tersebut dapat kita pahami bahwa dalam kepemimpinan tersebut diharuskan untuk memiliki suatu tujuan yang harus dicapai.
Ketiga, mendengarkan masukan. seorang pemimpin pada dasarnya tidak berjalan seorang diri saja. Dalam suatu organisasi, pemimpin memiliki bawahan atau tim yang senantiasa berjalan bersama pemimpin untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. Bawahan atau team tersebutlah yang merasakan bagaimana seorang pemimpin itu melaksanakan tugasnya.
Menjadi seorang pemimpin harus dapat mendengarkan dan menerima apa yang diberikan oleh bawahan. Karena, pada dasarnya hal tersebutlah dapat memberikan suatu evaluasi terhadap diri sendiri atau pemimpin tersebut dan memperbaiki suatu hal yang tadinya dirasa kurang tepat saat menjalani suatu kepemimpinan tersebut.
Dengan demikian, menjadi seorang pemimpin rasanya harus dapat menerapkan beberapa hal tersebut guna berjalannya suatu sikap kepemimpinan yang sesuai dengan apa yang diharapkan, fokus terhadap tujuan dan mengevauasi terhadap apa yang telah dilaksanakan untuk kemajuan sikap kepemimpinan kedepannya.