Mohon tunggu...
Muhamad Alwi Syahrial
Muhamad Alwi Syahrial Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Football Enthusiast, Publik-policy, Enviromental and political-social

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Turnamen Sepak Bola Agustusan, Wujud Merawat Sepak Bola Berbudaya

3 Agustus 2024   22:58 Diperbarui: 6 Agustus 2024   05:47 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepakbola antar RW  di Desa Purwamekar, Purwakarta (27/07/2024) | Gambar milik penulis/Muhamad Alwi Syahrial

Sepakbola untuk Hiburan Masyarakat

Sepakbola menjadi olahraga yang hampir di gemari oleh semua generasi, tua-muda turut berperan dalam menggemari dunia sepakbola. Apalagi ketika di ruang lingkup Indonesia. 

Akhir-akhir ini sepakbola menjadi perbincangan yang hampir tidak surut. Paska Timans Senior kita tembus ke round 3 kualifikasi Piala Dunia, sepakbola Indonesia semakin menjadi perbincangan hangat di segala situasi dan kondisi.

Momentum seperti ini harus terus dirawat oleh berbagai pihak, karena tidak semua negara masyarakatnya memiliki kecintaan yang lebih dibanding Negara Indonesia. 

Tentu hal seperti ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik, karena ketika diskusi tentang sepakbola akan banyak hal lain yang menjadi kaitan karena sepakbola. 

Di sisi lain, sepakbola ini juga menjadi tontonan hiburan bagi masyarakat. Namun tidak hanya sekadar hiburan semata, masyarakat Indonesia selalu melibatkan perasaan dari konteks hiburan tersebut.

Hal ini bisa dibuktikan ketika Timnas Indonesia bermain dengan negara lain, pasti seluruh masyarakat Indonesia menonton timnas itu sebagai bentuk kecintaan negaranya melalui tontonan hiburan sepakbola. 

Yang menjadi lebih uniknya, kecintaan itu sudah terbangun sejak dini, banyak sekali anak-anak di bawah umur 10 tahun yang sudah menonton Timnas Indonesia, karena mereka sudah dipupuki cinta negaranya melalui hiburan sepakbola.

Fenomena yang seperti ini harus kita syukuri, karena sekali lagi tidak semua negara memiliki penggemar banyak seperti di Indonesia. 

Yang lebih uniknya lagi, penggemar sepakbola Indonesia tidak berhenti sampai klub kebanggan kotanya masing-masing, hal ini di gemari sampai tingkat RT/RW mereka masing-masing yang memiliki tim sepakbola. Dan momentum agustusan inilah yang biasanya sepakbola antar RW/RT itu berjalan, bahkan dijadikan turnamen yang cukup besar.

Penggemar Sepak Bola dari "Grassroot "

Dengan momentum agustusan ini, sepakbola di daerah menjadi warna bagi masyarakat daerah itu sendiri. Biasanya sepakbola ini dilaksanakan di hari libur (sabtu dan minggu) dan ruang lingkupnya antar Desa, antar RW atau bahkan antar RT. Tentu ini menjadi sangat menarik, karena masyarakat ikut merasakan menjadi pemain dan menjadi supporter tim kebanggannya. 

Seperti yang dikatakana tadi, bahwa supporter di Indonesia tidak berhenti sampai di klub kota kebanggannya, sampai ke tingkat RW pun mereka memiliki tim kebanggannya untuk didukung.

Selanjutnya, binaan sepakbola pun semakin dekat dan terasa, karena binaan tingkat Desa, RW atau bahkan RT ini dampaknya akan semakin terasa bagi masyarakat daerah. Mereka memiliki kesempatan besar untuk menujukkan bakat dan skillnya dalam Turnamen Agustusan ini. 

Kemudian, dalam turnamen ini pun pengelolaan tim sepakbolanya tidak hanya sekadar bertanding lalu menang. Namun, setiap tim mempunyai integritas dan harga diri yang harus di jaga. Integritas yang dimiliki tersebut harus diacungin jempol, momentum seperti ini membangun karakter pemain sepakbola daerah dalam menjunjung integritas dalam setiap pertandingannya.

Motivasi yang tinggi menjadi modal utama bagi pemain sepakbola di Turnamen Agustusan, karena mereka akan membawa tim Desa/RW/RT-nya masing masing, dengan begitu motivasi mereka untuk memenangkan di setiap pertandingan semakin tinggi. Dan pastinya, di setiap pertadingan pun akan berjalan dengan sengit layaknya pertandingan Liga, karena dengan dorongan motivasi yang tinggi membuat antar tim memiliki tujuan yang sama, yakni menang lalu juara.

Relasi Nasionalis-Budaya melalui Turnamen Agustusan

Seperti yang kita ketahui, bahwasanya perlombaan di Agustusan ini sangat bervariasi, salah satunya ialah sepakbola. Dalam perlombaan sepakbolanya pun sangat bervariasi, ada sepakbola antar anak-anak, pemuda, bahkan sampai ibu-ibu. Hal ini menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk ikut serta mengikuti perlombaan tersebut. Ditambah dengan hadiah yang lumyan besar, itu menjadi motivasi bagi peserta untuk memenangkan di setiap perlombaannya.

Namun, yang menjadi menarik ialah sepakbola antar anak-anak, secara tidak langsung, daerah tersebut sedang melakukan pembinaan sepak bola sejak dini. Di tambah momentum timnas Indonesia yang sedang ramai dibahas, itu menjadi momentum yang harus bisa dimanfaatkan terhadap anak-anak dalam meningkatkan motivasinya.

Di hari peringatan kemerdekaan ini menjadi perpaduan moment yang sangat pas, yakni memperingati berarti timbulnya rasa nasionalis, serta mengadakan turnamen sepak bola di daerah merupakan wujud dari merawat budaya sepakbola itu sendiri. 

Sebagai bentuk rasa nasionalis, tentu hal ini harus terus dilestrarikan kepada generasi selanjutnya. Turnamen sepakbola dalam momentum Agustusan ini tentu memiliki banyak nilai, dan nilai itulah yang harus terus dijaga dan dilestarikan, khususnya bagi kaum pemuda.

Karena relasi rasa nasionalis dan budaya ini harus didukung dengan sebuah kegiatan yang bisa menyatukan seluruh elemen masyarakat. Karena ketika hal ini sudah terjalin, maka hubungan tersebut akan terus berkelanjutan dan bisa dilestarikan bagi generasi-generasi selanjutnya. 

Maka dengan itu, momentum Agustusan ini memang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Turnamen sepakbola menjadi wujud nyata bahwa terdapat relasi rasa nasionalis dan ber-budaya yang terjalinya di dalamnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun