Kemunduran Islam saat ini tidak semata-mata karena faktor eksternal, tetapi juga karena kurangnya kesadaran internal. Umat Islam harus menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan tradisi keilmuan para pendahulu mereka. Kesadaran ini harus diiringi dengan usaha kolektif untuk menghapus sekat-sekat antara ilmu agama dan ilmu umum.
Di era globalisasi, tantangan semakin besar, tetapi peluang juga semakin banyak. Umat Islam harus berani keluar dari zona nyaman dan membuka diri terhadap pengetahuan baru. Dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum, umat Islam tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga kembali menjadi pelopor dalam peradaban dunia.
Kesimpulannya, umat Islam harus belajar dari sejarah keemasan mereka. Dikotomi ilmu hanya akan menghambat kemajuan. Dengan membangun kembali pola pikir integratif, umat Islam dapat menghadapi tantangan modern dengan keimanan yang kuat dan ilmu pengetahuan yang luas. Sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa kemajuan tidak akan tercapai tanpa keselarasan antara iman dan ilmu.
Mari kita jadikan pelajaran dari para tokoh besar Islam sebagai inspirasi untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi umat. Jika pada masa lalu Islam mampu memimpin peradaban dunia, tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa melakukannya lagi hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H