Mohon tunggu...
Muhamad Albi Maulana
Muhamad Albi Maulana Mohon Tunggu... Sejarawan - PENDENGAR, PEMBELAJAR, PEMBACA

DAILY CONTENT: - SENIN : CERITA (BEBAS GENRE) - RABU : ARTIKEL (BEBAS GENRE, MENGUTAMAKAN PERISTIWA TERKINI YANG RAMAI DIPERBINCANGKAN) - JUM'AT : ON THIS DAY (OTD) DALAM SEJARAH DUNIA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan Harapan Ibuku

30 Mei 2022   13:30 Diperbarui: 30 Mei 2022   14:05 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini mengisakan seorang anak kecil biasa yang memiliki cita-cita menjadi orang yang sukses seperti anak-anak seusiaku yang lain pada umumnya. Panggil saja aku Hikari. ia tinggal di sebuah desa terpencil yang masih kental dengan nilai-nilai tradisional ditengah-tengah hiruk pikuknya nilai-nilai modern di Kota. Aku tinggal bersama kedua orang tua dan seorang kakak perempuan yang anggun nan cantik. 

Cerita ini dibuka dengan suasana subuh yang dingin nan sejuk. diiringi dengan sayup-sayup suara adzan dan suara ayam berkokok yang terdengar. Aku pun terbangun dari tidur dan melakukan persiapan untuk melaksanakan ibadah Sholat Subuh. lekaslah aku pergi ke Kamar Mandi seusai membereskan tempat tidur dan beberapa peregangan tubuh. Setelah semuanya sudah selesai, aku pun bergegas menuju masjid didekat rumah untuk melaksanakan Sholat Subuh Berjamaah. 

Setelah selesai melaksanakan Sholat Subuh, aku pulang ke rumah dan segera mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk berangkat ke Sekolah. persiapan tersebut antara lain adalah menyiapkan buku yang sesuai dengan jadwal sekolah di hari ini dan memilih seragam sekolah yang akan aku gunakan di sekolah nanti.

Waktu sudah menunjukan pukul 05:30 pagi, dimana semua orang sudah siap untuk berangkat ke sekolah bagi yang pelajar dan berangkat kerja mencari nafkah bagi orang dewasa pada umumnya. saat itu juga aku lekas mandi karena sebelum jam 7 pagi, aku sudah harus sampai di gerbang sekolah. disela-sela aku mandi, ibu ku sedang mempersiapkan sarapan pagi untuk aku makan dan makanan yang aku bawa untuk bekal makan siang nanti. 

Singkat cerita, segala persiapan nya sudah selesai dan aku pun lekas berangkat ke sekolah karena saat itu waktu sudah menunjukan pukul 06:30 Pagi. sebelum berangkat, aku pun berpamitan dengan ibu, lalu mencium kedua tangannya seraya berkata: "Aku berangkat ke sekolah ya bu, Assalamualaikum!". Ibuku lalu menjawab: "Wa'alaikum salam, hati-hati ya, nak!". (To Be Continued..)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun