Mohon tunggu...
Muhamad Albi Maulana
Muhamad Albi Maulana Mohon Tunggu... Sejarawan - PENDENGAR, PEMBELAJAR, PEMBACA

DAILY CONTENT: - SENIN : CERITA (BEBAS GENRE) - RABU : ARTIKEL (BEBAS GENRE, MENGUTAMAKAN PERISTIWA TERKINI YANG RAMAI DIPERBINCANGKAN) - JUM'AT : ON THIS DAY (OTD) DALAM SEJARAH DUNIA

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lika-Liku Dunia Sepak Bola Indonesia: dari Rintangan, Prestasi, hingga Trend Bisnis

31 Desember 2021   17:00 Diperbarui: 31 Desember 2021   19:38 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini, jagat Sepak Bola Indonesia sedang ramai-ramainya membicarakan tentang catatan manis para punggawa Timnas Indonesia pada gelaran Piala AFF 2020 yang berlangsung di Singapura. 

Tim asuhan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-Yong tersebut berhasil melangkah ke final dengan torehan 3 kemenangan dan 1 hasil imbang di babak Penyisihan Grup, serta di babak Semifinal mereka berhasil mengalahkan tim kuat sekaligus tuan rumah, 

Singapura dengan skor 1-1 di leg pertama, dan 4-2 di leg kedua. Keberhasilan Timnas Indonesia mencapai final Kejuaraan Sepak Bola AFF ini bukan pertama kali yang dialami, Indonesia tercatat sebelumnya sudah 5 kali melaju ke partai Final pada turnamen tersebut, namun semuanya menemui kegagalan dan hanya menyisakan isapan jempol belaka bagi para penikmat Sepak Bola Indonesia.

Sebagai negara yang memiliki Budaya Sepak Bola yang kental, rasanya sudah menjadi suatu keharusan bagi Tim Nasional Indonesia untuk bisa menorehkan catatan emas dalam setiap ajang bergensi di Dunia Sepak Bola. Namun, dibalik keharusan tersebut, banyak rintangan yang harus dihadapi oleh Timnas demi bisa memuaskan hati para pecinta Sepak Bola Indonesia. 

Berbagai masalah seperti Dualisme Kompetisi, Proses Naturalisasi pemain yang memiliki banyak kendala, hingga Konflik Internal yang terjadi dalam tubuh PSSI sudah dialami demi bisa menghapus dahaga pecinta Sepak Bola Indonesia akan Gelar Juara yang terakhir kali dirasakan pada tahun 2013 dalam ajang Piala AFF U-19. 

Seiring dengan berjalannya waktu, berbagai permasalahan tersebut mampu dilewati oleh Timnas dan seluruh jajaran di tubuh PSSI yang notabene saat itu sedang dilanda isu-isu yang kurang mengenakan seperti adanya pengaturan skor di Liga, dan lain sebagainya. 

Sebagai organisasi yang mengurus persoalan Sepak Bola Indonesia, PSSI telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki citra Sepak Bola yang terancam rusak ini. Dalam kurun waktu 8 tahun setelah Juara Piala AFF U-19, PSSI selaku induk Sepak Bola Nasional berhasil membuat beberapa perubahan yang tentu saja memberikan dampak positif bagi perkembangan Sepak Bola di Indonesia, perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah beberapa pemain di skuat Timnas Indonesia sudah mulai melebarkan sayapnya untuk bermain di luar negeri yang notabene memiliki atmosfer Sepak Bola yang lebih berkualitas jika dibandingkan dengan Indonesia, beberapa pemain tersebut adalah Egy Maulana Fikri yang bermain untuk F.K Senica, klub Sepak Bola divisi 2 asal Slovakia, kemudian ada Asnawi Mangkualam yang bermain untuk Ansan Greeners, klub Sepak Bola divisi 2 asal Korea Selatan, dan masih banyak lagi pemain-pemain lainnya yang mulai berkiprah di luar negeri. 

Ditambah lagi dengan munculnya beberapa program beasiswa untuk para generasi muda Indonesia untuk mengembangkan potensi Sepak Bola nya di kancah Internasional. 

Perubahan lain yang dilakukan adalah mulai banyaknya investor-investor dari kalangan artis, pengusaha, dan lain sebagainya untuk mengembangkan klub sepak bola di Indonesia. 

Sebut saja Raffi Ahmad dan Rudi Salim yang mengakuisisi hak atas kepemilikan klub sepak bola asal Cilegon , Banten yang dirubah namanya menjadi "RANS Cilegon FC", serta Atta Halilintar dan Putra Siregar yang mengakuisisi hak atas kepemilikan klub Sepak Bola asal Pati, Jawa Tengah dengan nama "AHHA PS PATI". 

Para investor membeli klub-klub tersebut bukannya tanpa alasan, disamping melihat Sepak Bola sebagai peluang bisnis yang menguntungkan, didalam itu juga terselip harapan dari para investor tersebut untuk memajukan atmosfer Sepak Bola Indonesia dengan cara mengembangkan bibit-bibit pemain muda yang memiliki potensi besar dalam Dunia Sepak Bola. 

Dalam menanggapi perubahan-perubahan tersebut, masyarakat yang berperan sebagai "pemain ke dua belas" selayaknya mengapresiasi perubahan-perubahan tersebut dengan sikap positif dan terbuka semata-mata demi majunya Sepak Bola Indonesia di masa mendatang.

Menanggapi lika-liku perjalanan Sepak Bola Indonesia di masa sekarang ini memang tidak ada habisnya. Berbagai rintangan dan hambatan seakan-akan tidak ada habisnya dalam upaya untuk memajukan Pesepakbolaan Indonesia yang memiliki keanekaragaman tersendiri di kalangan masyarakatnya. Gelar juara yang menjadi tujuan akhir pun saat ini hanya sebuah angin segar sesaat yang datang dan pergi begitu saja. 

Meski begitu, selayaknya kita sebagai masyarakat sudah sepantasnya untuk mengapresiasi para pihak-pihak yang sudah berusaha untuk memperbaiki dan memajukan keadaan Sepak Bola di negeri ini. 

Karena berkat usaha-usaha mereka lah, setidaknya kita masih bisa terus berharap bahwa suatu saat nanti, Pesepakbolaan Indonesia akan bangkit dari keterpurukan dan bisa bersaing di kancah Internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun