Penulis lantas berangan-angan, apa pembuat kebijakan berani membuat kebijakan yang tidak populer dengan menghapuskan kendaraan mikrolet-mikrolet  ini dan mengkaryakan mereka menjadi driver angkutan yang lebih besar sejenis bus. Bus yang bersih, tepat waktu, nyaman, aman dan MURAH. Penulis juga yakin pasti ada yang pro dan kontra tetapi memang itulah resiko pembuat kebijakan publik yang tidak dapat memuaskan semua fihak, namun tetap harus  membuat kebijakan yang berfihak pada publik dan bersifat jangka panjang.
Penulis tersentak ketika kendaraan di Bundaran Waru begitu padatnya. Pemandangan khas sehari-hari pada jam sibuk. Ah…memang sangat sedikit (atau tidak ada) pembuat kebijakan di negeri ini yang berani untuk tidak populer apalagi menanggung resiko karena kebijakannya tidak dapat memuaskan semua fihak. Sepertinya petinggi di negeri ini perlu belajar mendengarkan dari Mbah Sol. Bagaimana menurut Anda ?
Tulisan ini dimuat di blog penulis di kampus Sunan Ampel Sby
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H