3. Pendekatan Berbeda untuk Daerah Pengeluaran kampanye berdasarkan kata kunci menunjukkan bahwa tiap calon memiliki pendekatan berbeda untuk daerah-daerah tertentu. Misalnya, Prabowo dan Ganjar cenderung berfokus pada kampanye di tingkat nasional dan regional, sementara Anies menonjolkan dukungannya di Jawa Timur. Hal ini kemungkinan akan terus berlanjut selama masa kampanye mendatang.
4. Kemungkinan Kenaikan Total Pengeluaran: Dengan meningkatnya tingkat persaingan dan intensitas kampanye, kita dapat memperkirakan bahwa total pengeluaran kampanye politik akan mengalami peningkatan. Para calon presiden dan partai politik kemungkinan akan mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk mencapai pemilih potensial.
Kesimpulan:
Data pengeluaran kampanye politik calon presiden di Indonesia dalam 90 hari terakhir menawarkan wawasan yang berharga tentang strategi kampanye dan dukungan regional. Meskipun kita belum masuk dalam masa kampanye resmi dan belum ada penetapan wakil presiden, data ini memberikan gambaran tentang pentingnya media sosial, terutama Facebook, dalam mengkomunikasikan pesan politik dan mencapai pemilih potensial.
Perkiraan potensial untuk masa kampanye mendatang menunjukkan peningkatan pengeluaran, intensitas kampanye nasional, dan perbedaan pendekatan untuk wilayah tertentu. Semua faktor ini akan berperan penting dalam menentukan hasil Pemilu 2024 mendatang.
Catatan:
Tulisan ini hanya berdasarkan analisis data yang ada dan merupakan perkiraan potensial untuk masa kampanye mendatang. Perubahan situasi politik dan dinamika kampanye bisa saja mempengaruhi anggaran dan strategi kampanye yang sesungguhnya.