Mohon tunggu...
M Agung Laksono
M Agung Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang suka nulis, diskusi, pantai dan main instagram.

Sekretaris Bidang Media dan Propaganda DPP GMNI. Disc: Tulisan bersifat pribadi, kecuali ada keterangan dibagian bawah artikel.

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPP GMNI: Penundaan Pemilu Berpotensi Jadi Lahan Subur Perburuan Rente

8 April 2022   22:10 Diperbarui: 8 April 2022   22:29 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA - Melalui Webinar bersama BAWASLU Kabupaten Kendal, Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) menyampaikan tiga point utama dalam diskusi yang bertema Pemilu dan Demokrasi Dalam Perspektif Kaum Muda.

Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino menyampaikan, point utama dalam diskursus demokrasi tersebut bahwa perpanjangan masa jabatan punya resiko tinggi terhadap kualitas demokrasi dan partisipasi politik rakyat.
"Artinya, perpanjangan masa jabatan punya korelasi positif terhadap penurunan kualitas demokrasi dan penurunan partisipasi politik masyarakat. Bahkan ia menghambat sirkulasi dan regenerasi kepemimpinan," ungkap Arjuna, Rabu (6/04/222).

Selain itu, penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden pun berpotensi melahirkan rezim yang korup dan sewenang-wenang.

Sebab, kekuasaan yang tak terbatas dan tak terkontrol akan berdampak buruk pada jalannya rule of law hingga memperkuat relasi patronase dan menjadi habitat yang subur bagi praktik perburuan rente.

"Hal ini justru menciptakan fenomena "Elite Capture" dimana terjadinya pembajakan oleh elite terhadap pertumbuhan ekonomi dan ruang-ruang pengelolaan sosial-ekonomi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Dan ini akan menciptakan ekonomi berbiaya tinggi dan menghadirkan ketidakpastian berusaha," ujar Arjuna, saat Webinar.

Ketidakpastian dalam hal ini juga berpotensi  mengurangi potensi Penanaman Modal baik PMDN atau PMA, sebab Investor akan berpikir ribuan kali untuk menanamkan modal di Indonesia.

Ketua Umum DPP GMNI juga menyoroti fenomena politik dengan biaya tinggi, yang membuat partisipasi politik kian menyempit dimana mereka yang memiliki modal besar saja yang bisa bertarung dalam kontestasi politik.
"Hal ini ditakutkan demokrasi akan berubah menjadi "plutokrasi" yakni sebuah sistem politik yang dilakukan dan dikuasai oleh sekelompok orang kaya atau kaum kapitalis (pemilik modal) saja. Sebuah sistem pemerintahan yang dilakukan dan dikontrol oleh kaum kaya," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun