Lebih lanjut, Garibaldi Thohir alias Boy Thohir adalah Preskom PAU sekaligus pengurus dan pemegang saham ESSA. "Dalam perkara ini bahkan sudah ada audit BPK yang mengindikasikan adanya kerugian negara setidaknya Rp1,3 triliun akibat penghapusan piutang," jelasnya, dikutip dari web suaranasional.
Kemudian, saudara dari Menteri BUMN ini juga seolah mendapat previllage kasus investasi Telkomsel (anak perusahaan BUMN Telkom) di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB). Erick Thohir adalah Menteri BUMN yang mewakili NKRI sebagai pemegang mayoritas saham Telkom, sementara Telkom mengendalikan Telkomsel dengan kepemilikan 65% saham.
"Boy Thohir adalah Komisaris Utama GoTo sekaligus pemegang saham sebanyak 1,05 miliar lembar (Akta No. 128 tanggal 29 Oktober 2021)," paparnya.
Laporan Keuangan TLKM Q2 tahun 2021 mencatat Telkomsel telah mengeluarkan total sebesar US$450 juta (Rp6,7 triliun, kurs Rp15 ribu) untuk menelan obligasi konversi tanpa bunga GoTo.
Tak lama lagi GoTo dikabarkan akan IPO, entah di harga pelaksanaan berapa. Berita-berita yang 'membesar-besarkan' betapa jumbonya valuasi GoTo tengah berlangsung (sampai Rp450 triliun+). Ancang-ancang penjatahan saham tengah dilakukan.
Ia mengatakan, jika harga pelaksanaan IPO GoTo Rp500/lembar maka setidaknya Boy Thohir punya aset saham GoTo senilai Rp500-an miliar. Ia masuk di harga Rp1/lembar.
"Tapi, apapun itu, simpel saja kita berpikir: jika adiknya bukan seorang Menteri BUMN, apa semudah itu triliunan uang BUMN disuntikkan ke perusahaan sang kakak? Bagaimana kontrolnya sebagai BUMN yang berakhlak? Di situlah berbahayanya nepotisme," ungkap Agustinus.
Tak hanya itu, organisasi mahasiswa DPP GMNI melalui Ketua Bidang Organisasi DPP GMNI Riski Ananda Pablo mengatakan, munculnya foto dan video Menteri BUMN, Erick Tohir di seluruh jaringan ATM bank milik BUMN sangat tidak etis, sebab ada indikasi Erick Thohir memiliki ambisi menjadi capres atau cawapres 2024.
"Dugaan ini juga diperkuat dengan deklarasi relawan dan hasil survei beberapa lembaga yang memunculkan nama Erick Thohir, baik sebagai capres ataupun cawapres 2024," ujarnya, Selasa (19/10/2021) dikutip dari website resmi DPP GMNI.
Lalu, terkait semboyan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), yang selalu disampaikan Erick Thohir.
"AKHLAK ini, apakah merupakan visi dan misi Erick Tohir atau visi misi kementerian. Padahal secara jelas Presiden Jokowi menyampaikan tidak ada yang namanya visi misi menteri. Kalau ini merupakan visi misi kementerian, mestinya tidak perlu ada video Pak Menteri, biarkan manajemen perusahaan masing- masing berkreativitas. Dalam menyampaikan visi misi tersebut, karena walupun berada dibawah kementerian yang sama, setiap perusahaan memiliki target pasarnya sendiri," ujar Pablo.