Mohon tunggu...
M Agung Laksono
M Agung Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang suka nulis, diskusi, pantai dan main instagram.

Sekretaris Bidang Media dan Propaganda DPP GMNI. Disc: Tulisan bersifat pribadi, kecuali ada keterangan dibagian bawah artikel.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Antara Laba Bersih dan GoTo, Bagaimana Nasib Erick Thohir di Kementerian BUMN?

18 November 2021   09:42 Diperbarui: 24 Januari 2022   14:44 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski ada beberapa catatan negatif untuk Menteri Erick Thohir oleh berbagai pengamat, aktivis hingga mahasiswa, namun harus diakui kontribusi Erick Thohir dalam membangun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini dianggap "sapi perah" oleh pejabat di Indonesia.

Sapi perah yang dimaksud bukanlah sapi perah dalam arti sapi penghasil susu murni seperti, PT Karya Nusa Tujuh (KNT) anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara 7 (PTPN 7) memelihara sapi perah di Kampung (Desa-red) Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.

Dikutip dari Tagar.Id dalam artikel berjudul "Sapi perah varietas unggul bernama BUMN" yang diunggah tahun 2012, istilah BUMN sebagai sapi perah muncul ketika ada sebuah SMS dari Menteri BUMN, Dahlan Iskan, kepada Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Dahlan minta perlindungan adanya pemerasan oleh DPR kepada BUMN. BUMN ibarat sapi perah DPR. Entah apa sebabnya SMS tersebut bocor ke media. DPR pun berang sehingga meminta Dahlan tunjuk hidung siapa yang memeras.

Gebrakan Erick Thohir dimulai ketika membenahi manajemen, tata kelola dan keuangan perusahaan BUMN dengan membubarkan cucu dan anak perusahaan BUMN yang dinilai terlalu banyak. Seperti PT. Pertamina yang saat itu memiliki cucu dan anak perusahaan mencapai 142 dan PT. Krakatau Steel sebanyak 60 perusahaan.

Hal tersebut juga dipertegas melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-315/MBU/12/2019 tentang Penataan Anak Perusahaan atau Perusahaan Patungan di BUMN.

Dalam beberapa artikel berita, Erick mengaku ingin BUMN fokus terhadap bisnis inti sehingga ahli dalam bisnis tersebut, dan menjadi pionir utama. 

"Bukan menjadi follower apalagi mohon maaf menjadi tempatnya membuat proyek-proyek yang tidak jelas juntrungannya alias tidak jelas, secara ekonomi-bisnis tidak jelas, untuk pelayanan publik pun tidak jelas," ujar Erick, dikutip dari Inews.

Dengan menggabungkan perusahaan sejenis dan atau membuat induk usahanya, kini jumlah BUMN berkurang dari 108 perusahaan menjadi hanya 41 perusahaan. 

Erick juga sering menyebut hal ini merupakan proses transformasi, dengan menetapkan lima fondasi yakni perbaikan korporasi dan pelayanan publik, fokus pada bisnis inti, inovasi berbasis digitalisasi, proses bisnis yang baik dan diawali dengan transformasi sumber daya manusia.

Hasilnya pun tak main-main, perusahaan BUMN mencatat kenaikan laba bersih korporasi pelat merah yang mencapai 356 Persen sepanjang paruh pertama 2021 jadi Rp 26,35 triliun, dibandingkan semester I 2020 sebesar Rp 5,7 triliun.

Dilain sisi, wartawan senior Agustinus Edy Kristianto di akun Facebook-nya menjelaskan, Erick Thohir amat sangat berpotensi ditelisik dugaan nepotisme nya dalam kasus proyek pembangunan pabrik amoniak Banggai antara anak BUMN Pupuk Indonesia, Rekind, dan PT Panca Amara Utama (PAU), anak perusahaan PT Surya Esa Perkasa TBK (ESSA).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun