Di Indonesia, pandemi Covid-19 justru menambah jumlah orang kaya. Laporan Credit Suisse menyebutkan, terdapat 171,7 ribu orang Indonesia yang memiliki kekayaan bersih diatas US$ 1 juta (Rp 14,5 miliar) pada 2020. Jumlah tersebut meningkat 61,7% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 106,2 ribu orang. Dibandingkan total 270 juta penduduk, jumlah orang kaya itu setara dengan 0,1% populasi.
Artinya, penghasilan orang kaya di Indonesia tidak berpengaruh signifikan selama pandemi Covid-19, namun justru bertambah. Di lain sisi, kemampuan orang miskin untuk bertahan hidup sangat sulit.
Untuk itu, bagi GmnI untuk menyelesaikan masalah ketimpangan yang kian melebar di masa pandemi dan mengangkat hidup orang miskin, pemerintah tidak cukup hanya memberikan bantuan sosial namun juga harus memberlakukan pajak progresif, yaitu pengenaan pajak yang lebih tinggi untuk orang kaya yang dimaksudkan untuk mereduksi ketimpangan.
GARIS PERJUANGAN
Secara internal, GmnI akan terus menerus melakukan pendidikan kader ideologis yang siap menghadapi zaman baru, membangun dan memperkuat The Power of Knowledge, kader yang tanggap dan cerdas dalam mengapresiasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Secara horizontal, GmnI akan melakukan pendidikan politik bagi kaum muda Indonesia dengan berbagai media dan cara sesuai cara hidup kaum milenial.
GmnI memiliki tugas membangun sebuah lapisan sosial baru yang akan menjadi pemandu masyarakat sekitarnya dalam menghadapi zaman baru.
GmnI harus terus mengawal secara kritis kebijakan negara dalam rangka memperjuangkan dan menjamin selamat dan sejahteranya kaum Marhaen. Terutama di masa pandemi ini, semua sumber daya organisasi di berbagai tingkatan harus diarahkan untuk melindungi dan menjamin selamatnya hidup kaum Marhaen. Karena keberpihakan pada selamatnya hidup kaum Marhaen adalah identitas dasar keberadaan GmnI.
Â