Mohon tunggu...
M Agung Laksono
M Agung Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang suka nulis, diskusi, pantai dan main instagram.

Sekretaris Bidang Media dan Propaganda DPP GMNI. Disc: Tulisan bersifat pribadi, kecuali ada keterangan dibagian bawah artikel.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Monumen Robot Krakatau Steel dan Pakaian Adat Baduy Presiden Jokowi

16 Agustus 2021   18:29 Diperbarui: 17 Agustus 2021   21:15 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat orang Kanekes atau Suku Badui saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama DPD dan DPR, Senin (16/8/2021).(YouTube/Sekretariat Presiden) 

Tentu, bagi penulis hal ini jauh dari upaya menjaga karakter dan kepribadian bangsa, apalagi upaya menjaga kearifan adat lokal.

Padahal, sebagaimana kita ketahui Pada 20 Mei 1962, ketika ramai-ramainya operasi Trikora pembebasan Irian Barat, Sukarno mencanangkan pembangunan Proyek Baja Trikora di Cilegon, Banten, saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ini Presiden Sukarno sepertinya juga ingin sebagai Hari kebangkitan industrialisasi nasional.

Memori Kebangkitan Industri Nasional

Sebagaimana, dikutip dalam website resminya tertulis, "perusahaan ini dicanangkan pertama kali sebagai Proyek Besi Baja Trikora oleh Presiden Soekarno, PT Krakatau Steel yang berdiri pada tahun 1970 telah berkembang menjadi produsen baja terbesar di Indonesia.

Sejak itulah Krakatau Steel dikenal sebagai produsen baja terbesar di Indonesia Kelengkapan infrastruktur menjadikan PT Krakatau Steel sebagai industri baja terpadu yang tidak hanya mampu menyediakan suplai produk baja, tetapi turut mendorong pertumbuhan dunia industri di tanah air."

Krakatau Steel adalah jejak Presiden Sukarno di Kota Cilegon, Banten, Sukarno yang sering menyerukan terminologi nation and character building ini ingin ada upaya membina bangsa, serta upaya membentuk karakter/mental bangsa Indonesia yang merujuk pada Trisakti Bung Karno yang meliputi, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya.

Hal ini mengingatkan memori kita, pada pidato Bung Karno saat peringatan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1966: "Sesungguhnya toh bahwa membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan adalah pertama-tama dan pada tahap-utamanya membangun Jiwa Bangsa! Bukankah demikian? sekali lagi, bukankah demikian? 

Tentu saja keahlian adalah perlu! Tetapi keahlian sadja, tanpa dilandasi pada djiwa-jang-besar, tidak akan dapat mungkin akan mentjapai tudjuannya. Inilah perlunya, sekali lagi mutlak perlunya Nation and Character Building!"

Pada tahun itu pula, Sukarno berupaya menggeser dominasi ekonomi Belanda dengan meningkatkan peran Indonesia di bidang ekonomi melalui sejumlah program diantaranya Program Benteng, Sistem Alibaba, Pembentukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta menasionalisasi perusahaan atau aset asing. Sehingga, perlu rasanya Krakatau Steel membangun sesuatu yang mengingatkan masyarakat akan hal besar dan penuh nilai luhur ini.

Namun, agar tak hanya sebagai symbol, dalam upaya untuk merealisasikan konsep Berdikari dalam ekonomi pada kebijakan negara, Pemerintah Jokowi - Ma'ruf Amin perlu dapat menetapkan kebijakan yang menguntungkan industry nasional, terutama soal impor baja.

Sebagaimana dalam dokumen Krakatau Steel 2020: Penguatan Industri Baja Domestik, impor baja di Indonesia setiap tahun dalam tren meningkat, pada 2015 impor baja masih 5,2 juta ton, lalu pada 2019 menembus 6,9 juta ton. Kondisi ini perlahan membunuh industri baja domestik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun